Minggu, 31 Juli 2011

BUGE BAGE

Artist – BUGE BAGE
Genre –  Hardcore Punk
Website –................................
Country - Palembang, Indonesia

Tracklist :

Klik Song If You want Download

Selasa, 26 Juli 2011

Biografi Band Death Metal UJUNG BERUNG "FORGOTTEN"

 Biografi Band Death Metal UJUNG BERUNG "FORGOTTEN"

DOWNDLOAD HERE
Terbentuknya FORGOTTEN tidak pernah lepas dari sejarah komunitas musik HOMELESS CREW di Ujungberung Bandung. Bagian dari sebuah komunitas musik cadas paling tua di Bandung dan masih tetap aktif hingga sekarang. Mereka lahir dan berkembang untuk menjadi bagian dari sejarah musik underground di Bandung dan Indonesia.

Bulan January 1997 album pertama `FUTURE SYNDROME` di rilis. Bermaterikan enam buah lagu berlirik Inggris di rilis oleh bendera indie lokal PALAPA RECORD. Mengusung konsep musik old skool death metal style yang dipadukan dengan beat hardcore dan cross over/thrash metal. Karakter sound kasar, gaya vokal rought screaming yang emosional dipadukan dengan lirik yang bertemakan social dan politik mencoba memotret kondisi realitas yang terjadi pada saat itu. Peredarannya mencakup wilayah Indonesia dan Asia. Sedangkan untuk peredaran di wilayah Eropa di rilis oleh perusahaan indie Jerman MORBID RECORDS.

Bulan Maret 1998 album single promo FORGOTTEN bermaterikan dua buah lagu dengan titel `OBSESI MATI Promo Tape 98` di rilis di bawah perusahaan indie lokal ROCK RECORD. Pasca Forgotten mulai konsentrasi untuk penggarapan proyek full album yang ke dua. Bertempat di studio Rehearsal 40124 Bandung, sepuluh materi lagu mulai di rekam. Di bawah label indie lokal Extreme Soul Production, bulan Agustus 2000 album kedua `OBSESI MATI` dirilis. Pada album ini Forgotten berhasil menemukan karakter musik death metal yang bersumber dari realitas personal. Lirik yang gelap, depresif serta tehnik vokal yang sangat emosional. Album ini seolah menjadi representasi dari sebuah realitas jaman.

Bulan Juli 2001 kembali FORGOTTEN masuk studio. Sebuah album yang menuai banyak kontroversi dengan titel `TUHAN TELAH MATI` dirilis bulan Agustus 2001 oleh ROCK RECORD. Berisi 4 lagu dengan aransemen musik technical death metal dengan lyric yang sarcastic menggunakan sudut pandang teori filsafat nihilism dan diproduksi dalam jumlah yang terbatas.

Bulan Maret 2003 FORGOTTEN merilis album `TIGA ANGKA ENAM` dibawah label ROTTREVORE RECORDS. Berisi 10 lagu dengan aransemen musik death metal yang variatif. Gabungan antara skill bermusik, eksporasi kecepatan dan power hingga titik maksimal. Sebuah album yang penuh dengan nuansa kegelapan dan terror namun dibalut oleh bahasa puitis dan metaphor yang cerdas. Ini adalah salah satu koleksi album death metal paling inspiratif di Indonesia. Pada tahun 2008 album ini kembali dirilis dalam bentuk CD.

Jumat, 22 Juli 2011

SKATECORE VOLl #1

SKATECORE VOLl #1
With perform..

TRASHCAN
DECKDOGS
BUGEBAGE
BARBAR
DICKHEAD
GIGARWEED
HOLIDAY SUCKER
ATTACK CONTROL
NOT STYLE BUT SKILL

AT GRIND MUSIC STUDIO
SATURDAY JULY 23-2011
07:00 PM -TILL DESTROY

Kamis, 21 Juli 2011

serigala militia beringas sejak 2002


SERIGALA -MILITIA SERINGAI

DOWNDLOAD HERE

[serigala militia beringas sejak 2002]

Spoiler for the story:
Setahun setelah bubarnya band hardcore legendaris Puppen, pada awal tahun 2002 di Jakarta, Indonesia, berdirilah Seringai.

Sang vokalis Arian 13 [Puppen, aparatmati] mengajak rekan seperjuangannya, drumer khemod dari Bandung [thrash grinders, aparatmati] dan gitaris Ricky Siahaan dari band Step Forward untuk memainkan musik perpaduan antara Motorhead, Black Sabbath, Slayer, MC5, mereka mulai jam session setelah sang pemain bass, Toan bergabung.

Seringai sudah sering menulis lagu, dan tampil disetiap pertunjukan kecil di Jakarta dan Bandung. Nomor-nomor hits mereka seperti "Alkohol" dan "Membakar Jakarta" menjadi favorit orang banyak. Seringai mempopulerkan pertunjukannya dengan menggabungkan unsur alkohol, bernyanyi bersama, slamdancing, dan melakukan aksi stage diving tanpa mengenal lelah.

Tak lama kemudian, Toan meninggalkan band, dan digantikan oleh Sammy. Seringai memulai untuk merekam 9 lagu termasuk membawa ulang nomor Black Flag yang berjudul "Jealous Again", dan merilis EP High Octane Rock di tahun 2004 dalam format kaset dengan label mereka sendiri, Parau. Banyak yang mendukung proses rekaman tersebut, dan tanpa promosi yang besar mereka telah berhasil menjual 15.000 kopi mini album High Octane Rock.

Mereka bahkan ditawarkan untuk menulis sebuah lagu untuk soundtrack sebuah film lokal bernama 'Catatan Akhir Sekolah' dan film horor '12:00,' kedua film tersebut juga terbilang sukses. Penggemar Seringai tumbuh menjadi besar, dan menamai diri mereka 'serigala Seringai' atau Seringai's Wolfpack.

Fans mereka juga bervariasi, berkisar dari usia 15 tahun hingga berusia 40 tahun. Pada tahun 2005, mereka merilis CD yang berhasil terjual sebanyak 2000 kopi hanya dalam waktu 2 bulan. Kali ini, CD tersebut didistribusikan oleh Off The Records / Universal Music Indonesia. Selama bermain disetiap gigs, stadion, klub hingga festival, Seringai tidak pernah gagal untuk mengesankan orang dengan aksi panggung mereka yang energik dan penuh dengan unsur komedi yang provokatif.

Pada tahun 2007, Seringai merilis full album yang bernama 'Serigala Militia' yang mendapat pengakuan serta pujian yang tinggi dari kalangan underground. Album ini sendiri menunjukkan dampak yang tinggi akan cita rasa heavy rock campuran yang sudah melekat dari Seringai.

Lagu-lagu seperti "Mengadili Persepsi, "Amplifier", "Citra Natural" menjadi lagu favorit orang banyak, kesan eksperimental / doom metal terdapat pada lagu seperti "Marijuanaut."

Serigala Militia adalah album rock terbaik tahun 2007-2008. Sekarang Seringai sedang bersiap-siap untuk merilis album kedua mereka, dan juga dalam proses pengeditan home video mereka sendiri yang berjudul 'Generasi Menolak Tua', yang terdiri wawancara dengan band, penggemar, profil wartawan musik, banyak live footage, video, dan cuplikan panggung Seringai lainnya.

Spoiler for the discograph:
Album "High Octane Rock"
Digital version w/ bonus tracks
Skeptical, Serigala Militia
(Parau/Equinox DMD, 2006)

• Album "High Octane Rock"
CD version, limited to 2000 copies
(Parau/Off The Records, 2005)

• Singles Satu Sisi & Menyerang
and Lencana
From "12:00 AM" soundtrack
(Explosive Records, 2005)

• Single Skeptikal
From "Catatan Akhir Sekolah"
soundtrack
(FastForward Records, 2005)

• Mini-album "High Octane Rock"
Cassette version
10,000 copies sold out
(Parau/Resswara Records, 2004)

• Demo album "Alkohol"
For Ripple Magazine
(Spills Records, 2003)

serigala militia full album:
Tracklist:
1. Berhenti Di 15 - 2:54
2. Psikedelia Diskodoom - 4:26
3. Amplifier - 2:36
4. Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan) - 4:10
5. Menelan Mentah, Semua Ini Tak Akan Bertahan Lama - 2:50
6. Serigala Militia - 4:39
7. Skeptikal - 3:42
8. Citra Natural - 4:24
9. Marijunaut - 9:45
10. Lagu Ini Tidak Sependek Jalan Pikiranmu - 0:10
11. Kilometer Terakhir - 3:16

Spoiler for the shops:
HOWLING WOLF - rock n' roll merchant is open now! Jl.Cipete Raya 65, Jakarta Selatan, 11AM-8PM! Official merchandise from SERINGAI, Pure Saturday, Burgerkill, Siksa Kubur, Extreme Decay, Efek Rumah Kaca, Koil, and much more! Some new & used CDs available too! Please spread this great news! \m/





Selasa, 19 Juli 2011

Di Balik Penulisan Novel Myself : Scumbag Beyond Life and Death

Di Balik Penulisan Novel Myself : Scumbag Beyond Life and Death
DOWNDLOAD HERE

Di Balik Penulisan Novel Myself : Scumbag Beyond Life and Death

I
Maret 2005, ketika itu Minor Books baru merintis penerbitan buku dengan debutnya Tiga Angka Enam karya Addy Gembel.. Untuk itu, saya meminta bantuan Ivan menggoreskan ilustrasi-ilustrasinya bagi cerpen-cerpen Addy Gembel. Ivan dipilih karena saya tau banget kalau karya-karya freehandnya pol! Selain itu, ia kawan Gembel sejak abg dan tau banget karakter Gembel. Ivan tak menyanggupi, karena saat itu ia sedang sibuk menggarap Beyond Coma and Despair. Tapi tak juga menolak. Ia bilang akan mencobanya dan baru menyelesaikan satu rancangan untuk cerpen “Republik Bintang Tengkorak”. Ketika Ivan memang tak bisa menyelesaikan ilustrasi-ilustrasinya, lini ilustrasi untuk Tiga Angka Enam langsung ditangani Bob-Yudo—sang penggila freehand dan desain gothic—yang gambarnya tak kalah mantap. Ivan memang tak jadi bekerja sama, namun selama proses penggarapan Tiga Angka Enam, saya melihat minatnya yang besar di bidang penulisan dan penerbitan.
Ia memelihara harapan besar untuk menuliskan sebuah buku mengenai lirik-lirik yang ia buat. Mirip buku lirik The Beatles : lirik dimuat, lantas ada keterangan siapa yang bikin, kapan, pas dalam kondisi gimana, nyeritain apa, dll. Pada kelanjutannya, seiring dengan percakapan kami di kamar Ivan-Mery dikawani minuman-minuman ringan dan musik-musik keras, ide itu berkembang semakin liar. Ivan ingin menuliskan sejarah Burgerkill, band yang telah membesarkannya, membesarkan komunitas Ujungberung Rebels, semakin mengangkat nama Bandung sebagai barometer musik Indonesia, sekaligus band metal pertama yang menjebol label besar, kemudian berani meninggalkan label raksasa itu demi mengejar idealismenya yang semakin menggebu, serta seabrek pencapaian yang baginya sendiri-dan juga jelas buat kita-sangat fenomenal.
Untuk itu, Ivan meminta saya membantunya dalam proses penulisan sejarah Burgerkill. Saya menyanggupinya. Dan sepertinya, Ivan sangat serius dengan ambisinya. Dalam beberapa buku catatan hariannya, ia menuliskan corat-coret kerangka utama sejarah Burgerkill yang akan ia tuliskan. Saya sendiri sangat percaya akan kepandaian Ivan dalam menyusun sebuah rancangan naskah. Karenanya, saya memutuskan untuk menunggu Ivan menyelesaikan rancangannya sebelum kepenulisan buku itu digarap bersama-sama. Namun, cita-cita adalah cita-cita. Belum selesai Ivan merampungkan rancangannya, ia keburu dipanggil oleh-Nya. Saya sangat terpukul. Saya merasakan ada satu hal di antara kami yang belum usai. Maka, di detik-detik terakhir hidup Ivan, saya membisikkan sebuah janji di telinga Ivan :”Van, ku aing béréskeun kahayang manéh! Ku aing tuliskeun biografi si Bé-Ka téh! Ku sorangan Van! Manéh boga lakonna!”
Maka inilah janji itu. Sebuah biografi Ivan, Myself : Scumbag Beyond Life and Death. Saya begitu lelah mengerjakannya. Tapi saya juga begitu ngotot menyelesaikannya sampai saya tidak peduli dengan letih itu. Mungkin karena sebenarnya saya tidak sendiri mengerjakannya. Saya dibantu Ivan ‘dari sana’ dalam menuangkan segala kisah dalam biografi ini.
II
November 2006. Bangkit dari shock akibat meninggalnya Ivan ternyata tak segampang yang saya kira. Tak ada yang mudah menyadari orang yang sangat dekat dengan kita telah tiada. Berat dan menyakitkan. Di atas segalanya, mengumpulkan keberanian dalam menuliskan biografi ini adalah proses paling berat yang saya rasakan. Betapa tidak, tokoh yang saya tulis adalah kawan saya, saudara di jalanan yang membangun sebuah komunitas dan scene bersama-sama, sekaligus orang besar yang tetap membumi di tengah kebesarannya. Kami memiliki begitu banyak kenangan terbaik dan terburuk bersama yang kadang begitu sulit saya ungkapkan. Kisah hidupnya yang keras membuat miris dan kadang saya tak berani berempati kepadanya.
Namun saya ngotot. Maka semua berkas yang saya kumpulkan beberapa hari setelah Ivan meninggal dari Mery dan Jimbo mulai saya telaah. Sekali lagi ini bukan sebuah pekerjaan yang gampang karena ketika membaca kata-demi kata dalam syair, puisi, atau goresan gambarnya, Ivan bagai mau menyeret saya agar ikut merasakan betapa gila emosi sepanjang hidupnya. Dan betapa emosi ini menyiksanya seumur hidup, Tapi di sisi lain, mengangkat derajatnya sebagai seniman papan atas karena justru yang emosional inilah curahan hidupnya, kejujuran, dan ekspresi dirinya. Saya juga membongkar kembali dus-dus berisi foto-foto dan buku-buku harian tebal yang sering kami—saya, Ivan dan kawan-kawan Ujungberung Rebels—tulisi bersama sejak masa putih abu hingga tahun 2001an.
Januari 2007 saya mulai menulis. Awalnya saya targetkan terbit April untuk mengejar ulang tahun Ivan tanggal 19 hingga buku yang bagi saya personal ini semakin personal. Tapi sekali lagi, bukan hal mudah meyelami gejolak jiwa Ivan. Saya jadi banyak sakit sendiri dan terbawa-bawa emosional dalam menuliskannya. Kadang saya berhenti di tengah penulisan yang bergejolak dengan napas terengah-engah lelah, atau tanpa sadar air mata menetes. Saat itulah saya harus berhenti. Biasanya saya pergi ke gunung dulu sebelum kembali dapat mengumpulkan energi, keberanian, kengototan saya. Terima kasih kepada kawan-kawan yang mendampingi saya kemping selama penulisan buku ini.
Buku ini awalnya saya rancang tujuh bab. Pada kelanjutannya satu bab berjudul ”Jatinangor Blues, Purnawarman Fever” saya pecah menjadi tiga bab : “Tattoed Everything”, mengisahkan meninggalnya ayah Ivan, “Jatinangor Blues, Dua Sisi”, mengisahkan masa kuliah Ivan dan album Dua Sisi, dan “Purnawarman Fever”, mengisahkan Ivan ketika di Purnawarman. Pemecahan ini karena saya rasakan kurangnya eksplanasi histories dan pendekatan psikologis yang saya bangun sehingga hasil penulisan terasa datar. Saya juga kemudian menambahkan satu bab pendek sebagai penutup. Bagian yang sulit dari buku ini adalah menuliskan bab pertama, bab “Berkarat”, “Beyond Coma and Despair”, dan “The End”. Hal ini karena sulitnya saya berempati atas gaya hidup Ivan yang tidak jelas, penuh diwarnai gejolak emosi yang tidak stabil, penggunaan drugs yang berlebihan, serta penyakit yang mendera tubuh dan jiwanya. Namun di atas segalanya, bagian tersulit dalam penulisan buku ini adalah bagian “The End” yang mengisahkan awal jatuhnya kondisi Ivan hingga ia meninggal. Bab ini tak sebanyak bab-bab yang lain tapi melibatkan emosi yang dalam di jiwa saya. Sering saya tak kuat dan berhenti menulis. Lalu saya teruskan lagi sedikit, lalu berhenti lagi. Lebih dari dua bulan saya bereskan bab ini, walau Mery yang berada di samping Ivan selama masa ini hingga akhir hidupnya, begitu banyak membantu saya, bahkan menuliskan kesan-kesannya agar saya jauh lebih mudah mengolah kata-kata. Kendala saya adalah saya tak sanggup menggambarkan kesakitan Ivan dengan kata-kata. Sepertinya tak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan Ivan dan saya mentok. Saya yang semakin tak sangggup akhirnya hanya mengcopy-pastekan saja tulisan Mery. Dan itu menurut saya lebih mewakili semua tulisan yang saya rangkai. Bab lain yang tak kalah sulit adalah bab pertama. Bab ini baru selesai saya tulis setelah dummy pertama beres diedit oleh Ojel, editor saya. Saya menulisnya secara spontan dalam waktu kurang dari setengah jam. Saya tak mau mengulang-ulang lagi dan hasil tulisan saya untuk bab satu tak pernah saya lihat lagi. Saya, dalam hal ini percaya sebuah spontanitas. Begitu pula bab terakhir. Saya menuliskannya lebih singkat. Mungkin hanya sepuluh menit, ketika semua bab telah usai dilayout oleh Popup. Sekali lagi, saya percaya dengan spontanitas.
III
25 Agustus 2007 naskah sebetulnya sudah beres dan karenanya, saya, Popup, dan Ojel memutuskan untuk liburan ke Kutoarjo dan Jogja sambil menghadiri pernikahan BobYudo&Monik-forever partner dan sahabat terbaik MinorBacaanKecil. Pikir kami sekalian liat-liat kondisi di Kutoarjo-Jogja, sekalian promo dan buka jaringan distribusi. Sepanjang perjalanan saya baca buku Heavier Than Heaven, biografinya Kurt Cobaim dan saya membandingkan dengan biografi Ivan. Wah! pikir saya. ternyata banyak hal lolos dalam penulisan biografi Ivan. Saya memutuskan untuk kembali menggarap naskah sepulang tur Kutoarjo-Jogja. Selama dua minggu saya tak keluar rumah. Konsentrasi penuh pada revisi hingga akhirnya beres dan saya kembali menghubungi Popup untuk segera melayout naskah terbaru. Untunglah Pak Dosen Popup punya kelihaian yang mumpuni. Dengan cepat ia membereskan layout. Namun dasar saya! Ada saja yang saya robah hingga tata letak penuh footnote yang sangat menyulitkan itu berkali-kali robah pula.
Akhirnya, proses layout yang lumayan panjang selesai tanggal 29, 30 September, serta 1 Oktober 2007. Beberapa minggu sebelum layout selesai, Gustaff yang saya minta menuliskan “Afterwor(l)d” untuk buku ini mengirimkan tulisannya dan itu menjadi cambuk buat saya dan kawan-kawan untuk segera membereskan buku ini. Gustaff bukan orang baru dalam proses penyusunan buku ini. Beberapa minggu setelah meninggalnya Ivan dan ucapan ikrar saya untuk menuliskan kisah hidupnya, saya menemui Gustaff di Commonroom. Kepadanya saya mengutarakan niat itu. Bisa dikatakan ia termasuk orang pertama yang tahu akan niatan saya, selain istri saya, anak saya, Mery, Jimbo, Eben dan Burgerkill yang lain, Yayat, Addy Gembel, serta Deni dari Lawangbuku. Gustaff sangat mendukung. Dukungannya memacu saya, membesarkan semangat saya. Dan saya sangat berterima kasih atas itu. Karenanya, saya lalu memutuskan untuk memberikan penghormatan kepada Gustaff untuk menuliskan sepatah kata dalam buku Myself : Scumbag….
Asalnya saya akan meminta sahabat saya Addy Gembel untuk menuliskan kata-kata di “Afterwor(l)d”, namun sepertinya ada beberapa ketidaksesuaian mengenai visi mendasar dalam penulisan buku sejarah ini. Saya terpukul dengan pernyataannya yang dimuat secara luas di Majalah Ripple mengenai komersialisasi Ivan atau pendewaan yang berlebihan. Tidak, Dy! Sama sekali ini bukan komersialisasi atau pemitosan. Bagi saya ini personal. Entah bagi Addy yang memandang dari sisi sosialis atau kapitalis atau paham-paham yang sama sekali tidak saya mengerti. Sempat saya akan membalas tulisan sahabat saya tersebut, namun saya kira energi saya terlalu kecil dan akan habis jika saya menggulung-gulung hal-hal yang itu-itu saja. Maka saya segera melupakan kekecewaan saya dan memulai proses menulis. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Lagi pula, ketika saya pikirkan matang-matang dan positif, ternyata kritikan dari Addy lalu menjadi dasar pemikiran penerbitan buku ini : keluar dari sisi komersialisasi yang kini marak meruak di ranah penerbitan dan menghancurkan ideologi serta idealisme seorang penulis dalam menulis. Saya lalu memandang kritikan itu sebagai rasa sayang seorang sahabat kepada sahabat lainnya, atau kekecewaan mendalam dan rasa rindu atas sebuah kehilangan seorang sahabat. Tiba-tiba, saya merasa semakin dekat dengan Addy Gembel…
Sementara itu, untuk cover buku, awalnya saya memiliki beberapa opsi. Akan diambil dari artwork Ivan, atau meminta tolong kepada Eben, Asmo, BobYudo, atau kepada kawan saya Azizah melukiskan wajah Ivan. Namun akhirnya karya Eben datang pertama kali dan saya langsung jatuh cinta melihatnya. Lagi pula Eben dari awal memang sudah menegaskan jika ia akan membantu apa saja yang sekiranya dapat ia Bantu selama ia mampu. Dari desain covernya saja saya tau dia sangat berasungguh-sungguh.
Masalah lainnya yang lalu harus saya pikirkan adalah biaya. Banyak pihak yang lalu menyarankan agar saya minta saja kepada Burgerkill, toh, ini adalah biografi Burgerkill juga. Saya tidak mengangguk, tidak pula menggeleng. Saya sangat tidak setuju jika karya ini mengenai Burgerkill walau saya akui, saya mengambil periodisasi hidup Ivan dari karya-karya Burgerkill. Sekali lagi ini karya personal dan saya tak mau merepotkan Burgerkill, walau dalam kenyataannya, mereka dengan sangat luar biasa mendukung dan membantu saya selama proses penggarapan biografi ini. All hail Burgerbrothers! Maka untuk sponsor saya mencoba mengotak kawan-kawan lama. Saya mendapat dukungan dari Chronic Rock, Scumbag, Commonroom, Eat, 347, www.burgerkillofficial.com
, Dis.tribute dan Yayasan Adikaka-nya, Obscene, Godinc., Omuniuum, Migraph, dan Arena Experience. All hail ya!
Maka inilah buku Myself : Scumbag Beyond Life and Death. Saya persembahkan buku ini untuk semua kawan-kawan Ivan dan juga begundal disertai sebuah penggalan kalimat dari Omar Khayyam yang dimuat dalam buku Samarkand sebagai pembuka salah satu bab : “Bangkitlah! Untuk tidur terenatang keabadian di depan kita!” Dan memang, Ivan yang begitu jarang tidur tahu banget kalau hidup adalah untuk tetap bangkit—istilah Johnny SID : ‘berdiri tegak menantang!’ dan terus berkarya, sampai akhir hayat.
Selamat membaca, Semoga karya ini mengispirasi dan semakin menumbuhkan minat baca dan tulis, hingga budaya menulis kita semain maju, tak kalah berdampingan dengan tradisi lisan kita yang luar biasa! Kabarnya ini adalah penulisan pertama tokoh lokal. Whaddahell! Ini adalah persembahan paling pribadi saya buat Ivan : sahabat saya, pejuang yang paling patut mendapatkan sebuah penghormatan dari kita semua! All hail Scumbag!

Beli bukunya di RIOTIC,ARENA,CHRONIC,HOWLING WOLF, TRACK SHOP













SKINHEAD

SKINHEAD

DOWNDLOAD HERE

Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.

Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga punk.
Sejarah :
Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.

Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.

Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.

Pakaian :
Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.



Musik:
Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.

Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.

Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, dan lain sebagainya. Sehingga terkadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.



Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat awam pada umumnya. Karena mereka pun menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit hitam dan berwarna kulit lainnya.


Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.

Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.

Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977

skinhead yg merupakan kaum pekerja keras sangat membenci hippies



Hippies=junkies...sampah masyarakat...tai dijalanan yg hidup tanpa tujuan...hidup bagai hewan...so...serukan anti hippies...jgn rusak anak² qt dgn budaya hedonisme dan semua propaganda perdamaian yg berujung drugs dan kebebasan hidup tp tanpa arah dan tujuan...KIll All Hippies

Foto-foto skinhead bertemu dgn hippies...........




  lihatlah wajah para hippies yg ketakutan....

 from : Kaskus ( Cascisus )

ALEXANDRIA MUSIK STUDIO

Selamat datang di ALEXANDRIA MUSIC STUDIO
ALEXANDRIA MUSIC STUDIO Adalah studio musik rental buat para musisi berbakat di kota Palembang.

ALEXANDRIA MUSIC STUDIO adalah studio musik yang mengerti kemauan para musisi di kota Palembang karena studio ini dijalankan oleh para musisi juga

Hanya dengan membayar sebesar 25.000 rupiah/jam para musisi bisa menikmati studio music dengan fasilitas Air Conditioner dan Ruangan yang luas dengan peralatan sebagai berikut:

Gitar :
Fender Squire Stratocaster, Washburn Nuno Bettencourt series, Epiphone Les Paul Standard, Schecter Revenger Diamond Series, Rockwell Flying V, Washburn HB30

Bass :
Fender Squire Jazz Bass, J&D Jazz Bass, Musicman OLP String Ray

Effect Gitar:
Zoom G 7.1 Ut, Boss ME 20, Zoom G1X dan Footswitch

Amplifier Gitar dan Bass :
Marshall MG 100 Head Cabinet,CORA GH 200MH Hartke GT 60 head Cabinet, Hartke Bass HA 2500 head cabinet

Drum dan Cymbal:
MAPEX VX series Double Pedal, Cymbal Nebulae ride crash 18" ,splash 10" dan Hi-hat, Orion Twister ride 20" crash 16" china 18" dan splash 12", Twins Cymbal crash 18" dan splash 13", Metriks crash 16" dan 18"

Keyboard : Medeli

Alexandria tidak meminta penggantian apabila senar gitar atau bass terputus oleh pemain, dan juga tidak meminta penggantian untuk stick, cymbal dan membran drum.

Tempat terjangkau di pusat kota

Jalan Cambai Agung II no. 1775 Rt 026 Rw 006
Basuki Rahmat Palembang

Telp : 0711-8314270 atau 081532711160 (Andhika)

HARDCORE PUNK komunitas D.I.Y

HARDCORE PUNK komunitas D.I.Y

DOWNDLOAD HERE


sedikit kilasan tentang hardcore di mata latincanada hardcore ato hardcore punk itu asal muasalnya dari punk, jadi kalo ngomongin masalah sejarah hardcore ya gak bisa lepas dari sejarah punk. tapi satu fakta yang jelas = hardcore lahir dari America. bukan australia, ato indonesia band pelopornya banyak, dan para dedengkot seperti S.O.A, Black Flag, The Germs, Teen Idles, minor threat (tak ada hardcore = tak ada minor threat. tak ada minor threat = tak ada straight edge), bad brains, the freeze, dll banyak di sebut di buku2, situs2, pelm2 tentang sejarah hardcore. banyak yang bilang hardcore mulai di awal 80an. gua gak setuju, karna lebih tepatnya, hardcore mulai populer/dikenal awal taun 80an. black flag, the germs, dan banyak band2 sejenis lainnya sudah eksis dari taun 70an. dari segi musik, hardcore itu bisa dibilang musik punk yang lebih cepat dan keras, seperti halnya punk adalah musik rock yang lebih kasar dan cepat. mengenai istilah hardcore sendiri, band asal vancouver dengan nama D.O.A punya andil besar karna ada tulisan HARDCORE di album mereka, "hardcore '81" dan tentu saja medialah yang berperan besar. contoh: jaman itu (80an), media menggambarkan musik black flag dan bad brains adalah hardcore, dan kita tau bahwa hardcore itu berkonotasi porno(media melihat banyak gambar seksual di album black flag). awal sampai pertengahan 80an adalah masa kejayaan oldskool hardcore dimana banyak band2 bermunculan dari setiap sudut kota. di kala itu, hardcore adalah sesuatu yang fresh dan baru, ditambah lagi masa itu adalah masa kejayaan reagan dengan sistem reaganomicnya yang terkenal. reagan adalah musuh bagi kaum liberal, minoritas, kaum menengah kebawah dan hardcore. dampaknya adalah, banyak band2 hardcore bernyanyi menentang reagan. banyak lagu hardcore yang ditujukan untuk menentang reagan, diantaranya dari band2 seperti Reagan Youth, D.O.A, Dead Kennedys dan masi banyak lagi musik punk inggris 70an seperti sham 69, the clash, the rezillos dll, ditambah musik punk amerika 70an seperti ramones, germs, stooges dan lainnya adalah tipikal influensi untuk band2 hardcore amerika generasi pertama maka dari itu, beberapa band hardcore amerika (terutama dominan di New York) mengadaptasi budaya
skinhead inggris, karna mereka banyak mendengarkan musik2 dari sham 69, angelic upstart, the business dan lainnya. skinhead amerika berbusana seperti skinhead inggris dengan doc mart dan pala plontos, dan juga berpegang teguh terhadap prinsip patriotisme, tapi dari segi musik, musik yang dimainkan para skinhead amerika adalah hardcore, karna mereka lebih memilih memainkan musik hardcore yang lebih keras dan kencang daripada musik skinhead inggris. band skinhead hardcore amerika yang menonjol diantaranya adalah AGNOSTIC FRONT, MURPHY's LAW, CRO-MAGS kalau punk inggris 70an punya pogo dan punk dancing, hardcore menciptakan slamdancing dan beberapa tarian rusuh lainnya seperti stagediving, yang diadaptasikan dari tarian rusuh punk. tarian2 inilah yang akhirnya jadi seragam serentak buat moshing, bahkan diadaptasi oleh scene2 lainnya diluar gigs hardcore. D.I.Y. (Do It Yourself) kenapa D.I.Y.? pada mulanya, belom ada perdebatan tentang major label dan sebangsanya. D.I.Y. berkembang di hardcore karena keterbatasan oknum untuk menolong. yang peduli tentang scene, band dan orang2 di dalamnya ya komunitas itu sendiri. gak ada sponsor untuk biayain acara, gak ada label besar yang mau mengkontrak musik2 keras seperti itu. jadinya? acara bikin sendiri, flyer2 disebarluaskan sendiri, musik bikin sendiri, label bikin sendiri, tour bikin sendiri. dan ketika semua ini berhasil, D.I.Y. menjadi sebuah filosofi panutan bagi para hardcore kids di jaman itu. intinya, hardcore pada awalnya bukan untuk duit. kalau untuk duit, banyak band2 generasi pertama yang akan berhenti setelah beberapa minggu karna musik hardcore pada awalnya tidak pasaran dan gak akan ngebuat personilnya kaya. ketika hardcore mulai merambah sukses, banyak label2 major tertarik dan sponsor2 bermunculan, dan perdebatan pun dimulai, antara D.I.Y. vs Mainstream. taun 86 sampai akhir 80an adalah masa2 perluasan hardcore, atau banyak yang bilang, masa2 berakhirnya kejayaan oldskool hardcore. karna di masa ini, gak hanya banyak orang2 penting di scene hardcore meninggal, atau beranjak tua dan pergi dari hardcore, atau menikah dan pindah, dll dll, tapi banyak band2 yang bubar dan banyak band2 yang merambah ke genre musik lain. black flag, dead kennedys, minor threat, ikon2 hardcore generasi awal berjatuhan. Ian McKaye beralih ke fugazi, post hardcore lahir, TSOL dan circle jerks berkiblat jadi metal, beastie boys berkiblat ke rap, bad brains melambat dan makin reggae, Husker Du dan beberapa band lainnya masuk major label, indie rock metal dan new wave berjaya menelan hardcore, terlalu banyak kekerasan di gigs hardcore terutama New York, LA dan Boston, crossover, thrashcore dan perluasan HC pun bermunculan dengan band2 seperti VOID, SUICIDAL TENDENCIES, D.R.I., dll. filosofi and pandangan hidup: hardcore itu sendiri sejatinya berasal dari punk, maka mereka bersharing pandangan yang sama. punk itu sebuah alternatif pilihan hidup yang bertolak dari normal. begitu pula hardcore. hardcore itu sebuah pilihan hidup yang tidak mengakui sistem yang berlaku di masyarakat. hardcore itu berdasar dari sikap kemandirian (D.I.Y), dan kebersamaan (unity; dalam artian kita saling menolong antar teman/komunitas) dimana kebebasan adalah sesuatu yang bisa diciptakan setiap hari. Hardcore itu luas, tidak sempit, dan tidak tertulis (dalam arti gak ada patokan hardcore harus ini dan itu) oh, satu lagi, tujuan gua berkecimpung di dunia beginian apa? karna di dalam hardcore gw nemu self-
empowerment, gw ngerasa punya tujuan (meskipun tujuan itu kadang2 cuman penantian acara gigs HC di malam minggu), dan gak semua orang ngerasa bahwa gak ada yg salah dgn menjadi diri sendiri kecuali di cult2 kaya gini (hardcore, punk, dll). di dalam hardcore gua ngerasa punya harapan, komunitas, kepedulian, dan solidaritas. di dalam hardcore gua nemu orang2 yang sama2 pengen teriak teriak ngutuk sistem yang ngeharusin gua untuk kerja biar bisa makan, ngutuk2 iklan yang selalu hadir di sekeliling gua biar gua bisa jadi konsumerist, dll. sama, anu, musiknya bikin marah pak rt

TRIBUTE TO BAND "PUPPEN"

TRIBUTE TO PUPPEN

1992 – 2002 Highlight Perjalanan Puppen, 1992 – 2002 1992 - Juni, Puppen didirikan oleh Robin & Marcell. Robin mengajak rekan band death metal-nya, Jitmul yang ngga lama kemudian resign. - Agustus, Arian gabung dari band Maximum Deaf Impact, jadi vokalis dan gitaris. - Puppen manggung di SMAN 1 Bandung. Semua band metal membawakan lagu Metallica kalo ngga Sepultura, Puppen manggung membawakan lagu Prong, SOD, MOD dan lagu sendiri. - Arian menciptakan disain logo dan t’shirt pertama Puppen; This is Not a Puppen T’shirt. - T’shirt kedua didisain juga oleh Arian, title-nya: Fuck You We’re From Bandung. - Prima bergabung menjadi basist Puppen dari band rock tidak terkenal. Prima dan Robin menciptakan lagu Freedom to Defecate, Arian menciptakan liriknya. - Bertemu band PAS yang hendak merilis album pertamanya, dikawal oleh Alm. Samuel Marudut. - This is Not a Puppen Song tercipta. 1993 - Demo Freedom to Defecate selesai dan diputar pertama kali di GMR FM, satu-satunya stasiun radio rock saat itu. - Puppen makin sering manggung di SMA-SMA Bandung. - Manajer pertama, Helvy (sekarang pemilik dan pengelola FFWD Records) bergabung. 1994
- Di prakarsai Helvy, Puppen merekam album This is Not a Puppen EP. - Ajo bergabung menjadi gitaris kedua dan menyumbang banyak melodi lagu di Mini Album ini. - Puppen manggung di Pasar Seni ITB, yet played in the biggest crowd ever! 1995 - Puppen manggung di Full Moon Cafe, Sabuga ITB membawakan Napalm Death. Penonton kebanyakan Dosen dan intelektual Bandung… 1996 - This is Not a Puppen EP dirilis dan menjadi Best Seller di hampir semua toko kaset di Bandung, terjual hampir 10.000 keping. - Aquarius Jl. Dago, Bandung dipenuhi anak-anak metal berkaus hitam selama lebih dari dua minggu. - Puppen manggung pertama kali keluar dari pulau Jawa, Medan! - Puppen manggung di Pangudi Luhur Fair untuk pertama kalinya. 1997 - Album MK II disiapkan. - Ajo resign. - Single Freedom to Defecate dirilis di Perancis lewat label Tiananmen 89 Records, dalam bentuk piringan hitam. Kompilasi INJAK BALIK. - Single Freedom to Defecate dirilis di Jepang lewat label All System Fails dalam bentuk CD, ASIAN HADRCORE COMPILATION.
1998 - Single Atur Aku & True diterbitkan di radio-radio. - Single Sistem dirilis di kompilasi Masaindahbangetsekalipisan, oleh label 40124. - Single Waiting Room VS Puppen diterbitkan di radio-radio. - Album MK II dirilis, Puppen diliput di majalah-majalah nasional. - Marcel resign diganti additional drummer, Andry Rudal. 1999 - Tahun tidak produktif, Prima dan Helvy resign. - Single Abstain dirilis lewat Brain Beverage, oleh Harder Records. - Single Atur Aku dirilis lewat Indonesia Best Alternatif, kerjasama Target Pro & Aquarius. - Robin sibuk bekerja di Reverse Outfits, Arian bekerja freelance. 2000 - Single Tanpa Dasar dirilis dalam kompilasi Ticket To Ride, diprakarsai perusahaan clothing 347. - Puppen menandatangani kontrak endorsement dengan Volcom. - Album ketiga Puppen S/T dirilis. - Record Release Party di Lamborghini Cafe Jakarta. Awesome crowd! - Abay gabung, Andry jadi Drumer tetap. - Tour bareng Koil dan Noin Bullet.
2001 - Puppen semakin banyak manggung, dimana-mana. - Tarakanita, Jakarta. Awesome! - Oktober; Arian pindah ke Jakarta, Robin pindah ke Bali. 2002 - Puppen bubar. - Last show di Cafe Nirvana Jakarta dan Dago TeaHouse Bandung. 2004 - Reunion Party, Puppen memecahkan rekor bayaran band underground di Indonesia. Rp 40.000.000,- sekali manggung di Pangudi Luhur Fair! - Puppen MK II re-released & re-mastered dirilis oleh Soda Music Records. - Puppen Merchandise mulai serius digarap.
The Crew
Spoiler for The Gigs:
The Last...PL Fair 2004 check out the crowd!

TRIBUTE TO HOMICIDE

TRIBUTE TO HOMICIDE

DOWNDLOAD HERE

Yang Kangen sama Band rap "HOMICIDE"
nih gan sekilas tentang homicide... mudah - mudahan berguna buat yang suka : eperti yang banyak diakui orang, Homicide adalah sebuah anomali. Mereka adalah band hiphop yang lebih dikenal di scene hardcore/punk dibanding popularitas mereka di scene hiphop. Meski beberapa pelaku di scene hiphop indonesia mengakui bahwa Homicide adalah salah satu pioneer di tanah air, mereka tak cukup dikenal terutama oleh para anak-anak hiphop kemaren sore. Ini dikarenakan oleh Homicide sendiri yang sangat tidak peduli pada produktivitas materi. Untuk seukuran band seperti mereka yang sudah berumur hampir 10 tahunan, mereka terhitung sebagai band yang sangat pelit dalam menghasilkan materi. Lagu-lagu mereka hanya beredar dikalangan tertentu dan sangat sulit didapat, hanya ada di beberapa kompilasi dan demo yang sangat sukar ditemukan di „pasar‟. Tapi mereka terkenal karena hebatnya materi-materi itu sendiri. Legends live because they are that great. Meskipun sedikit tapi cukup membelalakkan mata orang, tak hanya penggemar hiphop tapi juga para penggemar genre lain, terlebih di scene punk/hardcore dimana mereka sering memberi cameo (featuring) di beberapa band underground Bandung dari Undercontrol hingga Balcony hingga Puppen. Tak boleh dilupakan pula, keterlibatan mereka di aktivisme, konsistensi mereka thd etos D.I.Y dan integritas mereka sebagai MC yang tak kenal kompromi dalam hal estetika hiphop, melahirkan anekdot lucu bahwa Homicide adalah band hiphop yang lebih „punk‟ dari band punk di Indonesia, sekaligus sebuah band punk yang lebih „hiphop‟ dari grup-grup hiphop di tanah air. Tak heran jika banyak orang yang menanti terlalu lama untuk album ini dan untungnya penantian itu berakhir memuaskan. Oke… langsung ke album. “Album ini bukan album artian sesungguhnya” begitu tulis Morgue Vanguard dalam liner notes pengantar CD ini. Dan memang demikian adanya. Album ini lebih merupakan dokumentasi karya mereka sejak formasi 3 MC & 1 DJ, hingga menyisakan Morgue Vanguard seorang (atau sosok yang lebih kita kenal sebagai Ucok). Semuanya 18 lagu, setengah dari EP mereka “Prosa Tanpa Tuhan” yang dijadikan materi split dengan Balcony, setengahnya lagi dari EP “Barisan Nisan” yang dibuat setelah Aszi (Sarkasz) meninggalkan Homicide, namun tidak jadi dirilis Ucok entah alasan kenapa, (kemungkinan besar masalah finansial). Sisanya single-single dari kompilasi dan satu demo mereka yang menggebrak di bawah tanah jaman Suharto dulu, “State of Hate” yang pernah masuk di album kompilasi band-band Bandung, “Brain Beverages”. Singkatnya album ini adalah “koleksi ‟sonic works‟ mereka selama 11 tahun eksistensi Homicide”, begitu penjelasan press release dari Subciety Records yang merilis album ini. Dokumentasi ini cukup memperlihatkan kita rangkaian evolusi musik mereka dan sekaligus menunjukkan integritas mereka sebagai MC dengan menembus batas-batas penulisan lirik hiphop dalam bahasa indonesia yang selama ini ada. Tak hanya layak diapresiasi sebagai „album hiphop‟ tetapi, dalam segi bentuk lirikal-nya sendiri, syair yang mereka buat adalah sebuah bentuk baru yang bisa diapresiasi sebagai „karya sastra‟ kalau kita berbicara pada wilayah pantun
dan puisi. Kecepatan flow mereka, delivery yang acak, kosakata yang bejibun dan cerdas, dan metafor yang tak lazim dan jelimet. Semuanya memang membuat materi mereka agak sulit dicerna awam dengan sekali mendengar. Majas pengandaian (metafor) yang dalam hiphop sering dipakai, oleh mereka tak dibiarkan tergeletak sebagai kepingan tunggal. Metafor itu tak hanya berbentuk „kata‟ namun dalam wujud bangunan kalimat solid yang sambung-menyambung tak bisa dipisahkan begitu saja sehingga tak bisa diartikan dalam satu penggalan dan saya jamin, akan menghasilkan orang-orang yang membenci mereka lebih benci lagi dengan mengutipnya setengah-setengah. Dari track satu ke lainnya, Homicide tak pernah kehilangan sentuhan yang membuat mereka terkenal: mengawinkan bahasa intelektual dengan bahasa terminal, plus balutan kosakata battle yang menghasilkan lirik-lirik mutan yang sulit dicari padanannya di khasanah hiphop dalam negeri. Pada lyric sheet mereka (yang super panjang) kalian akan menemukan kata „inkuisisi‟ dan „** SENSOR **‟ sekaligus dalam satu kalimat, atau mungkin „mediasi‟ dan „bondon‟ dalam satu verse. Saya ingin sekali memuat kutipan lirik mereka disini. Namun sialnya, hampir semua lirik mereka layak kutip. Jadi daripada tidak adil, saya sarankan lebih baik kalian buktikan saja sendiri dengan mendengarkannya. Dari materi awal mereka ketika Lephe masih bergabung, “Post Mortem Hiphop”, lagu manifesto mereka “Boombox Monger”, track kontroversial “Puritan”, hingga brengseknya “Semiotika Rajatega”, adalah bukti dari formasi duet MC paling maut di tanah Jawa; Ucok dan Aszi plus Iwan sebagai DJ mereka. Sedangkan 7 track terakhir membuktikan mengapa Ucok layak disebut frontman dan garda depan Homicide. Selain reputasi dirinya secara personal sebagai seorang individu kharismatik dan influential dengan segala aktivitasnya diluar Homicide yang sama ikonik-nya, ia membuktikan bahwa meskipun sendirian (dalam hal menulis lirik dan musik) ia tetap dapat menjaga Homicide tak kehilangan taringnya. Meski sudah beranak dua, Ucok tak kehilangan sedikit apapun. Buktikan saja dengan menyetel keras-keras track spoken words “Barisan Nisan” yang menggetarkan dan “Senjakala Berhala” yang menegakkan bulu kuduk jika di setel tengah malam hingga “Belati Kalam Profan” yang buas dan “Nekropolis”, track gila yang berisiknya minta ampun, menghadirkan guest vocal Addy Gembel, vokalis band death metal ternama, Forgotten, dari Bandung (ya betul, saya bilang death metal!!). Dengarkan juga lagu „perpisahan‟ ucok dengan Sarkasz yang meninggalkan Homicide berjudul „Membaca Gejala dari Jelaga”, sangat-sangat emosional, politis namun sangat personal. Juga cek lagu tribut Ucok bagi Widji Thukul, sang penyair favoritnya yang dihilangkan pemerintah di era Suharto. Pada “Sajak Suara” Ucok membaca puisi Thukul, berjudul sama, dengan sangat brutal. Tapi yang paling mengejutkan adalah lagu ber-titel “Rima Ababil” yang radio-friendly namun tak sedikitpun mengurangi bobot isinya. Ucok nge-rap dengan flow yang tak biasa dia pakai sebelumnya. Namun dengan sample suara Munir almarhum (menyebut militer sebagai orang-orang pengecut)
yang dipakai sebagai intro, lagu ini tak dijamin juga bisa diputar di radio-radio. Bisa saya bilang, semua materi tadi memiliki kekuatan magis yang membuat orang-orang yang tak suka musik hiphop atau tak suka politik harus terpaksa menaruh perhatian pada mereka. Namun karena begitu kuatnya lirik mereka, ada satu hal yang banyak luput dari perhatikan orang, bahwa musik Homicide adalah sebuah kekuatan tersendiri. Kalian dapat mendengarkan musik mereka tanpa harus terganggu dengan apa yang mereka bicarakan, menganggukkan kepala pada beat-beat mereka tanpa harus khawatir bosan dengan kalimat-kalimat mereka. Secara keseluruhan album ini pun membuktikan bahwa Homicide tidak peduli dengan trend beat yang menyapu dunia. Mereka konsisten dengan gaya hiphop awal 90-an mereka. Raungan sirine, noise, beat James Brown, dan loop hook yang dibiarkan kotor, mengingatkan kita pada kejayaan hiphop di era RUN DMC, Public Enemy, Gang Starr, atau EPMD dan Soul Assasins di akhir 80-an hingga pertengahan 90-an. Tak hanya berhenti disitu, mereka juga berhasil meminang sound dan sample dari musik-musik avantgardis seperti This Heat dan Godflesh, juga drones melodis menyayat ala Godspeed You! Black Emperor. Meski memberi album ini 4 bintang alias keren, Rolling Stone sama sekali salah jika mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan secara musikal bukanlah sesuatu yang baru! Peran Iwan sebagai DJ di hampir setiap track pun luar biasa. Meski Ucok yang menulis semua musik, kontribusi Iwan dalam membuat musik Homicide secara artistik menakjubkan tak bisa dilihat sebelah mata. Silahkan dengar “Belati Kalam Profan” dan versi remix dari “Boombox Monger” jika tak percaya. Pada kesimpulan akhir, “The Nekrophone Dayz” ini adalah kesempatan baik bagi mereka yang tak pernah mengenal Homicide untuk mendengarkan sendiri apa yang membuat mereka hebat dan se-legendaris yang dibicarakan orang. Dan bagi yang pernah dan tahu sosok mereka, ini dapat membuat kita cukup menempatkan mereka pada posisi yang seharusnya; sebagai salah satu grup musik terpenting yang pernah lahir di Indonesia.

Selasa, 05 Juli 2011

Voice Of Noise #2

VOICE OF NOISE #2 (STUDIO GIGS)
AT GRIND MUSIC STUDIO WITH 14 DANGEROUS HEROES !!!
09 JULY 201 START FROM 19.00 SAMPAI MERASA HEBAT !!!!

JAKCLOTH (Summer) 8-10 Juli 2011, Plaza Tenggara – Senayan













JakCloth 2011 kembali akan diselenggarakan pada tanggal 08 - 10 Juli 2011 mendatang, mengambil tempat di Plaza tenggara - Senayan Jakarta. Seperti yang kita ketahui, Pagelaran JakCloth ini sudah beberapa kali diselenggarakan pada tahun-tahun yang lalu. Dan pada tahun ini, Event gokil ini akan semakin dilengkapi dengan berbagai pameran clothing lebih dari 150 booth yang akan menggoda anda untuk membelinya hehehe. Well, tidak itu saja, di Clothing Expo kali ini juga akan ditampilkan berbagai exhibition seperti Konser musik, Skateboard dan Fingerboard Competition, BMX, Bungdgee trampolin dan lain lain. So, Jangan sampai Anda melewatkan pagelaran Clothing Expo ini.

JAKCLOTH (Summer)8-10 Juli 2011, Plaza Tenggara – Senayan

More than 150 booth clothingClothing Expo, Konser Musik, Skateboard & Fingerboard Competition,  BMX, Bundgee Trampolin. etc…

Info & Register clothing:Up: Bayu 021 9470 8565 / 0813 1833 3488

Kerjasama:
Up. Bonny 0817 99 418 99
http://www.lianmipro.com/index.php?mod=3&event=17