Kamis, 20 Oktober 2011

Menggapai Utopia II ( SMELL LIKE YOUTH SPIRIT )

Penggalangan Dana untuk Ruang Komunitas & Rumah Info Utopia Palembang

"Smells Like Youth Spirit"
Tribute To Nirvana

Kampus STISIPOL Candradimuka
(Jln. Swadaya. Sekip Ujung Palembang)
Minggu, 23 Oktober 2011, 10.00-17.00

BAND:
OTAK KORENG (grind core), EVERYDAY VALENTINE (power pop), HATE SUNDAY (melodic punk), ELECTROTETIS (melodic punk), IRON FIST (hard core), RECTAVIA (melodic punk), DEATHRONE (brutal death core), ROTTEN EGG (metal core), GUNSMOKE (grunge), DEPRESSION (grunge), SUNDAY MORNING (garage rock), CHICKBRAIN (punk rock), AGAINST OPPRESSION (hard core), NOL PERSEN (street punk grunge), DREAM VISUAL (punk rock), BUNNY HOOK (melodic punk), POWER OF SNAIL (melodic punk), [C54] (singer-songwriter), SYUBIDUPAMPAM (hard rock), VICTORIA (pop punk), WE CALL US OUR (pop punk)

EKSHIBISI:
FOTOGRAFI: UKM (PIRANHA) Fotografi Candradimuka, Kancut, Kepalatandukrusa, AromaKretek, Satria Nugrah, Alergi, Inqa Seystika, Budiawab JB, Aldinosa Prayogo, Gee Avi, Angga B Algazelia, Isman, Aswhin Mermento, Iam Jarot. ILUSTRASI: Efesen, Yudi Putranto, Holyguns, Dhex, Cep Putra, Leka Braindead,Granvandal, Rickodecoro, Dedi, Mukarata. KOLASE: Deny Oct, Angkasa Murka, Andrirawk, Arm, Eits, and more...

DONASI 10.000
Tiket bisa didapatkan di:
Raw Rock Art Shop, Love And Hate, Reaction Shop, Kolektif Perempauan, FNB-PLG, Komite Utopia (Facebook Menggapai Utopia)

Rabu, 12 Oktober 2011

Stevie Item(DeadSquad & Andra and The Backbone)

Stevie Morley Item dilahirkan pada tanggal 28 Maret 1979 di Jakarta sebagai anak kedua dari empat bersaudara hasil pernikahan Yopie Item dan Evie Aquanthie. Mulai mengenal musik sejak SD kelas 6, alat musik yang pertama kali dikuasai adalah organ, tetapi kemudian Stevie lebih tertarik dengan alat musik lain yaitu Guitar.

Saat itu tepi tertarik belajar guitar karena melihat temannya sedang bermain guitar. Pada saat itu juga Stevie langsung ingin belajar dan langsung mencari cord2 lagu Guns n Roses yang berjudul sweet child o mine. Kemudian dia pulang dan karena di rumahnya cukup banyak koleksi guitar milik bokapnya Yopie Item, stevie langsung mengulik cord yang dipelajari dari temannya itu.

Saat SMP stevie sudah mulai menguasai guitar dengan sangat baik dan sudah mulai ngeband bersama teman2 SMPnya, tapi band ini jarang sekali latihan, stevie malah lebih sering bermain guitar sendiri di kamar untuk lebih memperdalam ilmu guitarnya.

Setelah memasuki SMA masih tetap ngeband dan terlibat di banyak tetap karena stevie yang selalu identik dengan band2 cabutan dan tidak mempunyai band yang tetap. Kelas 3 SMA stevie ikutan audisi sebagai guitarist-nya Iwa K Band dan diterima sebagai additional player di Band Iwa K itu yang pada saat itu akan melakukan tour.

Stevie Item dari dulu memang sudah menyukai musik beraliran keras seperti Megadeth, Metallica, Anthrax, Sepultura, tapi menyukai juga band2 seperti smashing pumpkins, stone temple pilots, nirvana, soundgarden, The Cardigans, Foo Fighters dan lain2.

Setelah itu Stevie sangat dikenal sebagai Additional guitar di banyak band dan Artis, diantaranya adalah Oppie Andarista, Audy, Ari Lasso, Ratu, Samson, Dewa19 dan beberapa band2 yang lain. Selain mondar mandir sebagai additional player Stevie juga beberapa kali ikut dalam project2 rekaman di album Dewa19, Ari Lasso, Ratu, Oppie Andarista, Chrisye dan lain2. Pada saat yang hampir bersamaan ditahun 1999 Stevie ditawarin oleh temannya untuk bergabung di sebuah band Hardcore di Jakarta yang bernama "StepForward" . Tahun 2004 Stevie hengkang dari "StepForward" dan sekarang membentuk band beraliran Death Metal bersama Andyan Gorust (Siksa kubur), Bonie (Tengkorak), Babal (Alexander), Prissa (Zala) yang diberi nama "DeadSquad".

Pada tahun 2001-2002 Stevie yang sebelumnya juga sebagai Additional Player di dewa19 bertemu dengan Andra Ramadhan, saat itu Andra ingin membuat Album solo dan meminta Stevie untuk ikutan dalam project tersebut. Karena jadwal Dewa19 yang sangat padat pada saat itu, project tersebut sempat tertunda. Dan mulai dilanjutkan lagi sekitar tahun 2005 dengan mulai merekam demonya bersama Andra. Tapi proses tersebut masih belum terlalu intents karena masing2 mempunyai kesibukan sendiri dan jadwal tour Dewa19 juga sangat padat.

Pada tahun 2006 Stevie dan Andra bertemu dengan Dedy Lisan di cirebon, saat itu Dedy sebagai jurnalis majalah "HAI" dan sedang meliput dewa19. Pada saat itu Stevie dan Andra sedang mencari vocalis untuk project ini, mereka sempat mendengar dan mendapat rekomendasi dari Ari Lasso kalau Dedy adalah seorang penyanyi yang mempunya karakter yang cocok untuk project tersebut. Kemudian Andra meminta Dedy untuk mengisi contoh suaranya untuk lagu musnah. Karena memang karakter suara Dedy sangat cocok untuk project itu maka Stevie dan Andra yang sudah merasa cocok dengan dedy langsung memberikan demo album mereka ke label rekaman (EMI Music Indonesia). Dan pihak Label langsung setuju dengan konsep dan materi dari demo Album tersebut.

Sabtu, 01 Oktober 2011

PSI 4th Road To Indonesia Open Extreme Championshiop

PSI 4th Road To Indonesia Open eXtreme Championship.

Skateboard and BMX Competition.
Street Flat | High | Long | Bestrick Contest.
Band Performance.

October 02 2011. 9 A.M Till Drop

at Jalan Enim Lapangan Tenis PEMDA

Minggu, 25 September 2011

"WE KEEP METAL ALIVE 2009"


MELODY MAKER LIVE SOLUCITE PRESENTS:
"WE KEEP METAL ALIVE 2009" 4 OKTOBER
BULUNGAN OUT DOOR JAKSEL @ 13.00 WIB
..
WITH: BURGERKILL,DEADSQUAD,NOXA,HARDTOKILL,GELAP,ORACLE,
VENDETTA,INMEMORIAM,NEMESIS,MPD,DOWNFORLIFE,HITOKI RI,REVENGE,
DEMONDAM...NS,INNERSIG,SH

Senin, 19 September 2011

BAD RELIGION DI JAKARTA ( G.B.K ) 20 SEPTEMBER 2011

TEMPO Interaktif, Jakarta - Band punk asal California, Amerika Serikat, Bad Religion, siap mengguncang Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Selasa, 20 September 2011. Lebih dari 5 ribu penonton diperkirakan akan bergoyang mengikuti irama cadas Greg Graffin dan kawan-kawan.

"Target penonton sudah sampai. Mungkin akan ada 5 ribu lebih penonton yang hadir," tutur Marketing Communication Big Daddy, Arief Ramadhoni, saat dihubungi Tempo, Senin, 19 September 2011.

Menurut Arief, kehadiran Bad Religion di Jakarta merupakan bagian dari rangkaian gelaran musik yang bertajuk Big Wave Festival. Di hari itu, Bad Religion akan adu cadas dengan dua band yang tampil lebih dulu di festival tersebut, Yellow Card dan Panic At The Disco. "Aliran mereka hampir mirip. Tapi yang paling keras Bad Religion," tegas Arief.

Menurut juru bicara Big Daddy, Muhammad Riffat, konser tiga band di Gelora Bung Karno tersebut akan dimulai dari pukul 19.00 WIB. Masing-masing band kemungkinan akan membawakan lagu sekitar 1,5 jam. "Mereka satu panggung. Yang pertama Yellow Card, kedua Panic At The Disco, dan yang terakhir Bad Religion," ungkap dia.

Saat ini, Riffat melanjutkan, pihak penyelenggara tengah menyelesaikan tahap akhir persiapan konser dari produksi, pencahayaan, hingga tata suara. "Semua hampir selesai," tuturnya.

Menurut Riffat, semua artis yang akan manggung dijadwalkan sudah tiba di Indonesia hari ini. "Tapi, sampai sekarang saya belum dapat berita up-datenya," kata Riffat.

Rencananya, besok pukul 15.00 WIB, promotor Big Daddy akan menggelar siaran pers terkait rencana konser Bad Religion, Yellow Card, dan Panic At The Disco di malam harinya. "Sekaligus untuk pengambilan ID Card buat teman-teman media," ungkap Riffat.

Riffat mengaku tidak tahu bocoran lagu-lagu yang akan dibawakan Bad Religion, Yellow Card, dan Panic At The Disco. Ia mengatakan pihak artis belum memberikan daftar lagu yang akan dimainkan mereka. "Mungkin besok baru bisa dijelaskan pas press conference," ujar dia.

Selasa, 02 Agustus 2011

Iron Maiden Konser di Jakarta & Bali 2011


Setelah rumor kedatangan Iron Maiden ke Indonesia ramai berhembus sejak beberapa bulan terakhir, akhirnya pihak booking agent dan manajemen Iron Maiden mengumumkan secara resmi kepastian konser legenda heavy metal dunia asal Inggris tersebut di Indonesia pada hari Rabu (3/11) dinihari ini via website resmi Iron Maiden.

Rencananya Iron Maiden untuk pertama kalinya akan menggoncang Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada hari Kamis, 17 Februari 2011 dan Garuda Wisnu Kencana, Bali pada hari Minggu, 20 Februari 2011. Kedua konser ini merupakan bagian dari tur konser dunia bertajuk The Final Frontier 2011 yang juga menjadi titel album studio terbaru mereka. Promotor Original Productions akan menangani kedua konser di Indonesia tersebut.

Bassist sekaligus pendiri Iron Maiden, Steve Harris secara khusus berkomentar tentang rencana konser mereka di Indonesia. ”Ketika kami mendengar kabar akan datang ke Indonesia untuk pertama kalinya, seluruh band sangat gembira, bukan hanya negara itu adalah bagian indah dunia ini yang membuat kami tak sabar untuk segera datang ke sana! Namun karena kami juga punya banyak fans loyal yang ingin menyaksikan Iron Maiden tampil secara live di sana,” ujar Harris, ”Tak sabar kami memberikan malam spektakuler yang telah kami rencanakan buat mereka semua. Tentunya dengan memainkan beberapa lagu dari album baru dan banyak lagu-lagu lama yang favorit. Tak lupa kami juga akan mengajak Eddie yang harus dilihat langsung supaya kalian semua percaya!”

Tommy Pratama, promotor dari Original Productions menjelaskan, “Saya sejak tahun 2005 sudah melobi Iron Maiden ke agent mereka karena sebelumnya kami sudah saling mengenal ketika mengurus dua konser Megadeth dulu. Waktu itu dia belum memberikan jadwal dan saya disuruh menunggu. Begitu juga sewaktu 2008 lalu Iron Maiden manggung di India saya sempat bertanya juga.”

”Akhirnya memang baru deal sekarang. Saya khusus diundang oleh mereka datang ke festival Sonisphere Inggris beberapa bulan lalu untuk membicarakan rencana konser Iron Maiden di Indonesia. Sempat ketemu juga dengan Rod Smallwood (manajer) dan para personel Iron Maiden di belakang panggung Sonisphere,” imbuh Tommy lagi saat berkunjung ke Rolling Stone Cafe pada Selasa (2/11) siang.

Sebelumnya selama beberapa hari ini sejak pekan lalu, website Iron Maiden telah menampilkan gambar tangan kanan maskot band mereka, Eddie, tengah menggenggam bola dunia dengan fokus pada wilayah teritori Indonesia. Tepat dibawahnya bertuliskan ”Tuesday 2nd November 6 PM GMT.” Sontak saja gambar ini membuat geger para fans Iron Maiden di tanahair yang awalnya tidak percaya mereka akan berkonser di sini mengingat website resmi belum menampilkan jadwal Indonesia di sana.

Konser Iron Maiden di Stadion Utama Senayan ini akan menjadi konser bersejarah karena praktis sejak puluhan tahun lalu stadion kebanggaan ini tak pernah lagi digunakan sebagai arena konser. Band hard rock legendaris Deep Purple pada akhir tahun 1975 selama dua malam sempat menggelar konser di sana dihadiri lebih dari 100.000 penonton. Sementara Mick Jagger, vokalis The Rolling Stones pernah menggelar konser solonya di stadion ini pada bulan Oktober 1988 dan disaksikan sekitar 80.000 penonton. Terakhir kali Stadion Utama digunakan untuk konser pada tanggal 23 Januari 1990 yang menampilkan grup legendaris lokal Kantata Takwa yang kabarnya disaksikan sekitar 150.000 penonton

Menurut Tommy harga tiket konser di Jakarta ini akan di bagi beberapa kelas. Kelas Festival Utama (Front Row) antara Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta, Kelas Festival Rp 550 ribu dan Kelas Tribun Rp 200 ribu sampai Rp 350 ribu. Rencananya pada hari Minggu, 14 November mendatang Original Productions akan menggelar pre-sale tiket konser ini selama sehari penuh tepat di depan Stadion Utama Senayan dengan harga diskon khusus.

Selain Iron Maiden, menurut Tommy, akan tampil pula sekitar tiga hingga empat band pembuka asal Indonesia nantinya. Hingga kini ia belum dapat mempublikasikan nama-nama artisnya namun yang pasti akan terdiri dari band rock/metal lawas nan legendaris Indonesia dan band rock/metal lokal jaman sekarang. Konser yang juga diberi nama Original Rock Fest 2011 ini akan dimulai pada pukul 16:00 hingga 23:00 WIB.

”Riders Iron Maiden ini tergolong kompleks. Di pesawat itu mereka membawa sendiri rigging stage, monitor speaker, PA dan mixer control, semuanya seberat 10 ton tapi mereka juga meminta kami menyediakan sound system pendukung dan roadies lokal untuk membantu produksi panggung. Totalnya kami diminta menyediakan daya sebesar 350 ribu Watt untuk kebutuhan sound system mereka,” rinci promotor yang sebelumnya pernah mendatangkan Megadeth, Scorpions, Extreme, Deep Purple, Bon Jovi hingga Toto ke Indonesia tersebut.

Menariknya lagi, Iron Maiden akan terbang ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Boeing 757 milik mereka yang terkenal itu, Ed Force One. Pesawat yang dijuluki Flight 666 itu akan menerbangkan para personel, kru, manajemen Iron Maiden sejumlah 60 orang beserta logistik konser mereka yang seberat 10 ton. Pilot pesawat ini tak lain adalah vokalis Iron Maiden sendiri, Kapten Bruce Dickinson. Hingga kini masih belum jelas apakah Ed Force One akan mendarat di Lanud Halim Perdana Kusuma atau Soekarno-Hatta.

Vokalis sekaligus pilot, Bruce Dickinson berkomentar tentang tur ini, “Dapat mengangkut semuanya ke dalam Ed Force One untuk Somewhere Back In Time Tour membuat kami seperti punya karpet terbang sendiri! Dan kini untuk The Final Frontier World Tour bahkan kami lebih perluas lagi jangkauannya. Kami tahu bahwa kami punya banyak fans di Asia yang telah menunggu sangat lama kedatangan kami. Jika dulu secara logistik tidak mungkin – but now it is!” jelas Bruce.

Sebenarnya Iron Maiden bersama pesawat Ed Force One sempat mampir di Indonesia pada awal 2008 silam. Dalam rangkaian tur mereka dari India ke Australia pesawat Ed Force One sempat transit di Bandara Hang Nadim, Batam untuk mengisi bahan bakar. Adegan ini bahkan ikut masuk ke dalam film dokumenter tur konser Iron Maiden, Flight 666 garapan sutradara terkemuka Kanada, Sam Dunn dan Scot McFadyen.

Manajer Iron Maiden Rod Smallwood ikut menambahkan, ”Rencana untuk menggelar tur ini memakan waktu dua tahun lamanya dan banyak orang (kebanyakan akuntan kami) bilang kami gila untuk mencobanya,” ujarnya, ”Ternyata semuanya terbayar tuntas saat melihat reaksi dari orang-orang yang sangat fenomenal – mulai dari pihak bandara hingga momen pesawat kami mendarat di landasan mereka hingga sambutan fans loyal yang telah menunggu lama kedatangan kami di negara mereka. Ed Force One selalu menjadi berita headline di TV Nasional di negara manapun kami singgahi!”

Sepertinya bukan kebetulan pula konser Iron Maiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan ini menjadi kado bagi Rod Smallwood karena digelar berbarengan harinya dengan ulang tahun ke-61 manajer band yang telah bekerjasama sejak 1976 tersebut. Kado ulang tahun dari Iron Maiden ini kemudian berlanjut dengan Rod Cs "berlibur" di Bali hingga 21 Februari 2011 sebelum melanjutkan tur ini nantinya ke Australia.

Sebelum mendarat di Jakarta, Iron Maiden akan membuka tur konser dunia The Final Frontier ini di Moskow pada 11 Februari dan Singapore Indoor Stadium pada 15 Oktober 2011. Selama 66 hari mereka akan berkeliling dunia ke 13 negara, mengunjungi 26 kota sekaligus menggelar 29 konser kolosal di sana. Tur ini direncanakan bakal berakhir di St. Petersburg, Rusia pada 10 Juli 2011. Diperkirakan untuk rangkaian tur ini seluruh konser Iron Maiden akan di saksikan lebih dari 600.000 penonton.

Iron Maiden merupakan salah satu band pionir genre New Wave of British Heavy Metal yang dibentuk oleh pemain bass Steve Harris di London Timur, Inggris pada tahun 1975. Hingga kini totalnya mereka telah merilis 31 album yang termasuk di antaranya 15 album studio, 5 album kompilasi, 7 album live, 4 album mini yang seluruhnya telah terjual sebanyak lebih dari 85 juta keping di seluruh dunia.

Line-up terakhir mereka saat ini adalah Bruce Dickinson (vokal/pilot), Steve Harris (bass), Dave Murray (gitar), Janick Gers (gitar), Adrian Smith (gitar) dan Nicko McBrain (drums.

Minggu, 31 Juli 2011

BUGE BAGE

Artist – BUGE BAGE
Genre –  Hardcore Punk
Website –................................
Country - Palembang, Indonesia

Tracklist :

Klik Song If You want Download

Selasa, 26 Juli 2011

Biografi Band Death Metal UJUNG BERUNG "FORGOTTEN"

 Biografi Band Death Metal UJUNG BERUNG "FORGOTTEN"

DOWNDLOAD HERE
Terbentuknya FORGOTTEN tidak pernah lepas dari sejarah komunitas musik HOMELESS CREW di Ujungberung Bandung. Bagian dari sebuah komunitas musik cadas paling tua di Bandung dan masih tetap aktif hingga sekarang. Mereka lahir dan berkembang untuk menjadi bagian dari sejarah musik underground di Bandung dan Indonesia.

Bulan January 1997 album pertama `FUTURE SYNDROME` di rilis. Bermaterikan enam buah lagu berlirik Inggris di rilis oleh bendera indie lokal PALAPA RECORD. Mengusung konsep musik old skool death metal style yang dipadukan dengan beat hardcore dan cross over/thrash metal. Karakter sound kasar, gaya vokal rought screaming yang emosional dipadukan dengan lirik yang bertemakan social dan politik mencoba memotret kondisi realitas yang terjadi pada saat itu. Peredarannya mencakup wilayah Indonesia dan Asia. Sedangkan untuk peredaran di wilayah Eropa di rilis oleh perusahaan indie Jerman MORBID RECORDS.

Bulan Maret 1998 album single promo FORGOTTEN bermaterikan dua buah lagu dengan titel `OBSESI MATI Promo Tape 98` di rilis di bawah perusahaan indie lokal ROCK RECORD. Pasca Forgotten mulai konsentrasi untuk penggarapan proyek full album yang ke dua. Bertempat di studio Rehearsal 40124 Bandung, sepuluh materi lagu mulai di rekam. Di bawah label indie lokal Extreme Soul Production, bulan Agustus 2000 album kedua `OBSESI MATI` dirilis. Pada album ini Forgotten berhasil menemukan karakter musik death metal yang bersumber dari realitas personal. Lirik yang gelap, depresif serta tehnik vokal yang sangat emosional. Album ini seolah menjadi representasi dari sebuah realitas jaman.

Bulan Juli 2001 kembali FORGOTTEN masuk studio. Sebuah album yang menuai banyak kontroversi dengan titel `TUHAN TELAH MATI` dirilis bulan Agustus 2001 oleh ROCK RECORD. Berisi 4 lagu dengan aransemen musik technical death metal dengan lyric yang sarcastic menggunakan sudut pandang teori filsafat nihilism dan diproduksi dalam jumlah yang terbatas.

Bulan Maret 2003 FORGOTTEN merilis album `TIGA ANGKA ENAM` dibawah label ROTTREVORE RECORDS. Berisi 10 lagu dengan aransemen musik death metal yang variatif. Gabungan antara skill bermusik, eksporasi kecepatan dan power hingga titik maksimal. Sebuah album yang penuh dengan nuansa kegelapan dan terror namun dibalut oleh bahasa puitis dan metaphor yang cerdas. Ini adalah salah satu koleksi album death metal paling inspiratif di Indonesia. Pada tahun 2008 album ini kembali dirilis dalam bentuk CD.

Jumat, 22 Juli 2011

SKATECORE VOLl #1

SKATECORE VOLl #1
With perform..

TRASHCAN
DECKDOGS
BUGEBAGE
BARBAR
DICKHEAD
GIGARWEED
HOLIDAY SUCKER
ATTACK CONTROL
NOT STYLE BUT SKILL

AT GRIND MUSIC STUDIO
SATURDAY JULY 23-2011
07:00 PM -TILL DESTROY

Kamis, 21 Juli 2011

serigala militia beringas sejak 2002


SERIGALA -MILITIA SERINGAI

DOWNDLOAD HERE

[serigala militia beringas sejak 2002]

Spoiler for the story:
Setahun setelah bubarnya band hardcore legendaris Puppen, pada awal tahun 2002 di Jakarta, Indonesia, berdirilah Seringai.

Sang vokalis Arian 13 [Puppen, aparatmati] mengajak rekan seperjuangannya, drumer khemod dari Bandung [thrash grinders, aparatmati] dan gitaris Ricky Siahaan dari band Step Forward untuk memainkan musik perpaduan antara Motorhead, Black Sabbath, Slayer, MC5, mereka mulai jam session setelah sang pemain bass, Toan bergabung.

Seringai sudah sering menulis lagu, dan tampil disetiap pertunjukan kecil di Jakarta dan Bandung. Nomor-nomor hits mereka seperti "Alkohol" dan "Membakar Jakarta" menjadi favorit orang banyak. Seringai mempopulerkan pertunjukannya dengan menggabungkan unsur alkohol, bernyanyi bersama, slamdancing, dan melakukan aksi stage diving tanpa mengenal lelah.

Tak lama kemudian, Toan meninggalkan band, dan digantikan oleh Sammy. Seringai memulai untuk merekam 9 lagu termasuk membawa ulang nomor Black Flag yang berjudul "Jealous Again", dan merilis EP High Octane Rock di tahun 2004 dalam format kaset dengan label mereka sendiri, Parau. Banyak yang mendukung proses rekaman tersebut, dan tanpa promosi yang besar mereka telah berhasil menjual 15.000 kopi mini album High Octane Rock.

Mereka bahkan ditawarkan untuk menulis sebuah lagu untuk soundtrack sebuah film lokal bernama 'Catatan Akhir Sekolah' dan film horor '12:00,' kedua film tersebut juga terbilang sukses. Penggemar Seringai tumbuh menjadi besar, dan menamai diri mereka 'serigala Seringai' atau Seringai's Wolfpack.

Fans mereka juga bervariasi, berkisar dari usia 15 tahun hingga berusia 40 tahun. Pada tahun 2005, mereka merilis CD yang berhasil terjual sebanyak 2000 kopi hanya dalam waktu 2 bulan. Kali ini, CD tersebut didistribusikan oleh Off The Records / Universal Music Indonesia. Selama bermain disetiap gigs, stadion, klub hingga festival, Seringai tidak pernah gagal untuk mengesankan orang dengan aksi panggung mereka yang energik dan penuh dengan unsur komedi yang provokatif.

Pada tahun 2007, Seringai merilis full album yang bernama 'Serigala Militia' yang mendapat pengakuan serta pujian yang tinggi dari kalangan underground. Album ini sendiri menunjukkan dampak yang tinggi akan cita rasa heavy rock campuran yang sudah melekat dari Seringai.

Lagu-lagu seperti "Mengadili Persepsi, "Amplifier", "Citra Natural" menjadi lagu favorit orang banyak, kesan eksperimental / doom metal terdapat pada lagu seperti "Marijuanaut."

Serigala Militia adalah album rock terbaik tahun 2007-2008. Sekarang Seringai sedang bersiap-siap untuk merilis album kedua mereka, dan juga dalam proses pengeditan home video mereka sendiri yang berjudul 'Generasi Menolak Tua', yang terdiri wawancara dengan band, penggemar, profil wartawan musik, banyak live footage, video, dan cuplikan panggung Seringai lainnya.

Spoiler for the discograph:
Album "High Octane Rock"
Digital version w/ bonus tracks
Skeptical, Serigala Militia
(Parau/Equinox DMD, 2006)

• Album "High Octane Rock"
CD version, limited to 2000 copies
(Parau/Off The Records, 2005)

• Singles Satu Sisi & Menyerang
and Lencana
From "12:00 AM" soundtrack
(Explosive Records, 2005)

• Single Skeptikal
From "Catatan Akhir Sekolah"
soundtrack
(FastForward Records, 2005)

• Mini-album "High Octane Rock"
Cassette version
10,000 copies sold out
(Parau/Resswara Records, 2004)

• Demo album "Alkohol"
For Ripple Magazine
(Spills Records, 2003)

serigala militia full album:
Tracklist:
1. Berhenti Di 15 - 2:54
2. Psikedelia Diskodoom - 4:26
3. Amplifier - 2:36
4. Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan) - 4:10
5. Menelan Mentah, Semua Ini Tak Akan Bertahan Lama - 2:50
6. Serigala Militia - 4:39
7. Skeptikal - 3:42
8. Citra Natural - 4:24
9. Marijunaut - 9:45
10. Lagu Ini Tidak Sependek Jalan Pikiranmu - 0:10
11. Kilometer Terakhir - 3:16

Spoiler for the shops:
HOWLING WOLF - rock n' roll merchant is open now! Jl.Cipete Raya 65, Jakarta Selatan, 11AM-8PM! Official merchandise from SERINGAI, Pure Saturday, Burgerkill, Siksa Kubur, Extreme Decay, Efek Rumah Kaca, Koil, and much more! Some new & used CDs available too! Please spread this great news! \m/





Selasa, 19 Juli 2011

Di Balik Penulisan Novel Myself : Scumbag Beyond Life and Death

Di Balik Penulisan Novel Myself : Scumbag Beyond Life and Death
DOWNDLOAD HERE

Di Balik Penulisan Novel Myself : Scumbag Beyond Life and Death

I
Maret 2005, ketika itu Minor Books baru merintis penerbitan buku dengan debutnya Tiga Angka Enam karya Addy Gembel.. Untuk itu, saya meminta bantuan Ivan menggoreskan ilustrasi-ilustrasinya bagi cerpen-cerpen Addy Gembel. Ivan dipilih karena saya tau banget kalau karya-karya freehandnya pol! Selain itu, ia kawan Gembel sejak abg dan tau banget karakter Gembel. Ivan tak menyanggupi, karena saat itu ia sedang sibuk menggarap Beyond Coma and Despair. Tapi tak juga menolak. Ia bilang akan mencobanya dan baru menyelesaikan satu rancangan untuk cerpen “Republik Bintang Tengkorak”. Ketika Ivan memang tak bisa menyelesaikan ilustrasi-ilustrasinya, lini ilustrasi untuk Tiga Angka Enam langsung ditangani Bob-Yudo—sang penggila freehand dan desain gothic—yang gambarnya tak kalah mantap. Ivan memang tak jadi bekerja sama, namun selama proses penggarapan Tiga Angka Enam, saya melihat minatnya yang besar di bidang penulisan dan penerbitan.
Ia memelihara harapan besar untuk menuliskan sebuah buku mengenai lirik-lirik yang ia buat. Mirip buku lirik The Beatles : lirik dimuat, lantas ada keterangan siapa yang bikin, kapan, pas dalam kondisi gimana, nyeritain apa, dll. Pada kelanjutannya, seiring dengan percakapan kami di kamar Ivan-Mery dikawani minuman-minuman ringan dan musik-musik keras, ide itu berkembang semakin liar. Ivan ingin menuliskan sejarah Burgerkill, band yang telah membesarkannya, membesarkan komunitas Ujungberung Rebels, semakin mengangkat nama Bandung sebagai barometer musik Indonesia, sekaligus band metal pertama yang menjebol label besar, kemudian berani meninggalkan label raksasa itu demi mengejar idealismenya yang semakin menggebu, serta seabrek pencapaian yang baginya sendiri-dan juga jelas buat kita-sangat fenomenal.
Untuk itu, Ivan meminta saya membantunya dalam proses penulisan sejarah Burgerkill. Saya menyanggupinya. Dan sepertinya, Ivan sangat serius dengan ambisinya. Dalam beberapa buku catatan hariannya, ia menuliskan corat-coret kerangka utama sejarah Burgerkill yang akan ia tuliskan. Saya sendiri sangat percaya akan kepandaian Ivan dalam menyusun sebuah rancangan naskah. Karenanya, saya memutuskan untuk menunggu Ivan menyelesaikan rancangannya sebelum kepenulisan buku itu digarap bersama-sama. Namun, cita-cita adalah cita-cita. Belum selesai Ivan merampungkan rancangannya, ia keburu dipanggil oleh-Nya. Saya sangat terpukul. Saya merasakan ada satu hal di antara kami yang belum usai. Maka, di detik-detik terakhir hidup Ivan, saya membisikkan sebuah janji di telinga Ivan :”Van, ku aing béréskeun kahayang manéh! Ku aing tuliskeun biografi si Bé-Ka téh! Ku sorangan Van! Manéh boga lakonna!”
Maka inilah janji itu. Sebuah biografi Ivan, Myself : Scumbag Beyond Life and Death. Saya begitu lelah mengerjakannya. Tapi saya juga begitu ngotot menyelesaikannya sampai saya tidak peduli dengan letih itu. Mungkin karena sebenarnya saya tidak sendiri mengerjakannya. Saya dibantu Ivan ‘dari sana’ dalam menuangkan segala kisah dalam biografi ini.
II
November 2006. Bangkit dari shock akibat meninggalnya Ivan ternyata tak segampang yang saya kira. Tak ada yang mudah menyadari orang yang sangat dekat dengan kita telah tiada. Berat dan menyakitkan. Di atas segalanya, mengumpulkan keberanian dalam menuliskan biografi ini adalah proses paling berat yang saya rasakan. Betapa tidak, tokoh yang saya tulis adalah kawan saya, saudara di jalanan yang membangun sebuah komunitas dan scene bersama-sama, sekaligus orang besar yang tetap membumi di tengah kebesarannya. Kami memiliki begitu banyak kenangan terbaik dan terburuk bersama yang kadang begitu sulit saya ungkapkan. Kisah hidupnya yang keras membuat miris dan kadang saya tak berani berempati kepadanya.
Namun saya ngotot. Maka semua berkas yang saya kumpulkan beberapa hari setelah Ivan meninggal dari Mery dan Jimbo mulai saya telaah. Sekali lagi ini bukan sebuah pekerjaan yang gampang karena ketika membaca kata-demi kata dalam syair, puisi, atau goresan gambarnya, Ivan bagai mau menyeret saya agar ikut merasakan betapa gila emosi sepanjang hidupnya. Dan betapa emosi ini menyiksanya seumur hidup, Tapi di sisi lain, mengangkat derajatnya sebagai seniman papan atas karena justru yang emosional inilah curahan hidupnya, kejujuran, dan ekspresi dirinya. Saya juga membongkar kembali dus-dus berisi foto-foto dan buku-buku harian tebal yang sering kami—saya, Ivan dan kawan-kawan Ujungberung Rebels—tulisi bersama sejak masa putih abu hingga tahun 2001an.
Januari 2007 saya mulai menulis. Awalnya saya targetkan terbit April untuk mengejar ulang tahun Ivan tanggal 19 hingga buku yang bagi saya personal ini semakin personal. Tapi sekali lagi, bukan hal mudah meyelami gejolak jiwa Ivan. Saya jadi banyak sakit sendiri dan terbawa-bawa emosional dalam menuliskannya. Kadang saya berhenti di tengah penulisan yang bergejolak dengan napas terengah-engah lelah, atau tanpa sadar air mata menetes. Saat itulah saya harus berhenti. Biasanya saya pergi ke gunung dulu sebelum kembali dapat mengumpulkan energi, keberanian, kengototan saya. Terima kasih kepada kawan-kawan yang mendampingi saya kemping selama penulisan buku ini.
Buku ini awalnya saya rancang tujuh bab. Pada kelanjutannya satu bab berjudul ”Jatinangor Blues, Purnawarman Fever” saya pecah menjadi tiga bab : “Tattoed Everything”, mengisahkan meninggalnya ayah Ivan, “Jatinangor Blues, Dua Sisi”, mengisahkan masa kuliah Ivan dan album Dua Sisi, dan “Purnawarman Fever”, mengisahkan Ivan ketika di Purnawarman. Pemecahan ini karena saya rasakan kurangnya eksplanasi histories dan pendekatan psikologis yang saya bangun sehingga hasil penulisan terasa datar. Saya juga kemudian menambahkan satu bab pendek sebagai penutup. Bagian yang sulit dari buku ini adalah menuliskan bab pertama, bab “Berkarat”, “Beyond Coma and Despair”, dan “The End”. Hal ini karena sulitnya saya berempati atas gaya hidup Ivan yang tidak jelas, penuh diwarnai gejolak emosi yang tidak stabil, penggunaan drugs yang berlebihan, serta penyakit yang mendera tubuh dan jiwanya. Namun di atas segalanya, bagian tersulit dalam penulisan buku ini adalah bagian “The End” yang mengisahkan awal jatuhnya kondisi Ivan hingga ia meninggal. Bab ini tak sebanyak bab-bab yang lain tapi melibatkan emosi yang dalam di jiwa saya. Sering saya tak kuat dan berhenti menulis. Lalu saya teruskan lagi sedikit, lalu berhenti lagi. Lebih dari dua bulan saya bereskan bab ini, walau Mery yang berada di samping Ivan selama masa ini hingga akhir hidupnya, begitu banyak membantu saya, bahkan menuliskan kesan-kesannya agar saya jauh lebih mudah mengolah kata-kata. Kendala saya adalah saya tak sanggup menggambarkan kesakitan Ivan dengan kata-kata. Sepertinya tak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan Ivan dan saya mentok. Saya yang semakin tak sangggup akhirnya hanya mengcopy-pastekan saja tulisan Mery. Dan itu menurut saya lebih mewakili semua tulisan yang saya rangkai. Bab lain yang tak kalah sulit adalah bab pertama. Bab ini baru selesai saya tulis setelah dummy pertama beres diedit oleh Ojel, editor saya. Saya menulisnya secara spontan dalam waktu kurang dari setengah jam. Saya tak mau mengulang-ulang lagi dan hasil tulisan saya untuk bab satu tak pernah saya lihat lagi. Saya, dalam hal ini percaya sebuah spontanitas. Begitu pula bab terakhir. Saya menuliskannya lebih singkat. Mungkin hanya sepuluh menit, ketika semua bab telah usai dilayout oleh Popup. Sekali lagi, saya percaya dengan spontanitas.
III
25 Agustus 2007 naskah sebetulnya sudah beres dan karenanya, saya, Popup, dan Ojel memutuskan untuk liburan ke Kutoarjo dan Jogja sambil menghadiri pernikahan BobYudo&Monik-forever partner dan sahabat terbaik MinorBacaanKecil. Pikir kami sekalian liat-liat kondisi di Kutoarjo-Jogja, sekalian promo dan buka jaringan distribusi. Sepanjang perjalanan saya baca buku Heavier Than Heaven, biografinya Kurt Cobaim dan saya membandingkan dengan biografi Ivan. Wah! pikir saya. ternyata banyak hal lolos dalam penulisan biografi Ivan. Saya memutuskan untuk kembali menggarap naskah sepulang tur Kutoarjo-Jogja. Selama dua minggu saya tak keluar rumah. Konsentrasi penuh pada revisi hingga akhirnya beres dan saya kembali menghubungi Popup untuk segera melayout naskah terbaru. Untunglah Pak Dosen Popup punya kelihaian yang mumpuni. Dengan cepat ia membereskan layout. Namun dasar saya! Ada saja yang saya robah hingga tata letak penuh footnote yang sangat menyulitkan itu berkali-kali robah pula.
Akhirnya, proses layout yang lumayan panjang selesai tanggal 29, 30 September, serta 1 Oktober 2007. Beberapa minggu sebelum layout selesai, Gustaff yang saya minta menuliskan “Afterwor(l)d” untuk buku ini mengirimkan tulisannya dan itu menjadi cambuk buat saya dan kawan-kawan untuk segera membereskan buku ini. Gustaff bukan orang baru dalam proses penyusunan buku ini. Beberapa minggu setelah meninggalnya Ivan dan ucapan ikrar saya untuk menuliskan kisah hidupnya, saya menemui Gustaff di Commonroom. Kepadanya saya mengutarakan niat itu. Bisa dikatakan ia termasuk orang pertama yang tahu akan niatan saya, selain istri saya, anak saya, Mery, Jimbo, Eben dan Burgerkill yang lain, Yayat, Addy Gembel, serta Deni dari Lawangbuku. Gustaff sangat mendukung. Dukungannya memacu saya, membesarkan semangat saya. Dan saya sangat berterima kasih atas itu. Karenanya, saya lalu memutuskan untuk memberikan penghormatan kepada Gustaff untuk menuliskan sepatah kata dalam buku Myself : Scumbag….
Asalnya saya akan meminta sahabat saya Addy Gembel untuk menuliskan kata-kata di “Afterwor(l)d”, namun sepertinya ada beberapa ketidaksesuaian mengenai visi mendasar dalam penulisan buku sejarah ini. Saya terpukul dengan pernyataannya yang dimuat secara luas di Majalah Ripple mengenai komersialisasi Ivan atau pendewaan yang berlebihan. Tidak, Dy! Sama sekali ini bukan komersialisasi atau pemitosan. Bagi saya ini personal. Entah bagi Addy yang memandang dari sisi sosialis atau kapitalis atau paham-paham yang sama sekali tidak saya mengerti. Sempat saya akan membalas tulisan sahabat saya tersebut, namun saya kira energi saya terlalu kecil dan akan habis jika saya menggulung-gulung hal-hal yang itu-itu saja. Maka saya segera melupakan kekecewaan saya dan memulai proses menulis. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Lagi pula, ketika saya pikirkan matang-matang dan positif, ternyata kritikan dari Addy lalu menjadi dasar pemikiran penerbitan buku ini : keluar dari sisi komersialisasi yang kini marak meruak di ranah penerbitan dan menghancurkan ideologi serta idealisme seorang penulis dalam menulis. Saya lalu memandang kritikan itu sebagai rasa sayang seorang sahabat kepada sahabat lainnya, atau kekecewaan mendalam dan rasa rindu atas sebuah kehilangan seorang sahabat. Tiba-tiba, saya merasa semakin dekat dengan Addy Gembel…
Sementara itu, untuk cover buku, awalnya saya memiliki beberapa opsi. Akan diambil dari artwork Ivan, atau meminta tolong kepada Eben, Asmo, BobYudo, atau kepada kawan saya Azizah melukiskan wajah Ivan. Namun akhirnya karya Eben datang pertama kali dan saya langsung jatuh cinta melihatnya. Lagi pula Eben dari awal memang sudah menegaskan jika ia akan membantu apa saja yang sekiranya dapat ia Bantu selama ia mampu. Dari desain covernya saja saya tau dia sangat berasungguh-sungguh.
Masalah lainnya yang lalu harus saya pikirkan adalah biaya. Banyak pihak yang lalu menyarankan agar saya minta saja kepada Burgerkill, toh, ini adalah biografi Burgerkill juga. Saya tidak mengangguk, tidak pula menggeleng. Saya sangat tidak setuju jika karya ini mengenai Burgerkill walau saya akui, saya mengambil periodisasi hidup Ivan dari karya-karya Burgerkill. Sekali lagi ini karya personal dan saya tak mau merepotkan Burgerkill, walau dalam kenyataannya, mereka dengan sangat luar biasa mendukung dan membantu saya selama proses penggarapan biografi ini. All hail Burgerbrothers! Maka untuk sponsor saya mencoba mengotak kawan-kawan lama. Saya mendapat dukungan dari Chronic Rock, Scumbag, Commonroom, Eat, 347, www.burgerkillofficial.com
, Dis.tribute dan Yayasan Adikaka-nya, Obscene, Godinc., Omuniuum, Migraph, dan Arena Experience. All hail ya!
Maka inilah buku Myself : Scumbag Beyond Life and Death. Saya persembahkan buku ini untuk semua kawan-kawan Ivan dan juga begundal disertai sebuah penggalan kalimat dari Omar Khayyam yang dimuat dalam buku Samarkand sebagai pembuka salah satu bab : “Bangkitlah! Untuk tidur terenatang keabadian di depan kita!” Dan memang, Ivan yang begitu jarang tidur tahu banget kalau hidup adalah untuk tetap bangkit—istilah Johnny SID : ‘berdiri tegak menantang!’ dan terus berkarya, sampai akhir hayat.
Selamat membaca, Semoga karya ini mengispirasi dan semakin menumbuhkan minat baca dan tulis, hingga budaya menulis kita semain maju, tak kalah berdampingan dengan tradisi lisan kita yang luar biasa! Kabarnya ini adalah penulisan pertama tokoh lokal. Whaddahell! Ini adalah persembahan paling pribadi saya buat Ivan : sahabat saya, pejuang yang paling patut mendapatkan sebuah penghormatan dari kita semua! All hail Scumbag!

Beli bukunya di RIOTIC,ARENA,CHRONIC,HOWLING WOLF, TRACK SHOP













SKINHEAD

SKINHEAD

DOWNDLOAD HERE

Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.

Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga punk.
Sejarah :
Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.

Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.

Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.

Pakaian :
Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.



Musik:
Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.

Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.

Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, dan lain sebagainya. Sehingga terkadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.



Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat awam pada umumnya. Karena mereka pun menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit hitam dan berwarna kulit lainnya.


Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.

Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.

Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977

skinhead yg merupakan kaum pekerja keras sangat membenci hippies



Hippies=junkies...sampah masyarakat...tai dijalanan yg hidup tanpa tujuan...hidup bagai hewan...so...serukan anti hippies...jgn rusak anak² qt dgn budaya hedonisme dan semua propaganda perdamaian yg berujung drugs dan kebebasan hidup tp tanpa arah dan tujuan...KIll All Hippies

Foto-foto skinhead bertemu dgn hippies...........




  lihatlah wajah para hippies yg ketakutan....

 from : Kaskus ( Cascisus )

ALEXANDRIA MUSIK STUDIO

Selamat datang di ALEXANDRIA MUSIC STUDIO
ALEXANDRIA MUSIC STUDIO Adalah studio musik rental buat para musisi berbakat di kota Palembang.

ALEXANDRIA MUSIC STUDIO adalah studio musik yang mengerti kemauan para musisi di kota Palembang karena studio ini dijalankan oleh para musisi juga

Hanya dengan membayar sebesar 25.000 rupiah/jam para musisi bisa menikmati studio music dengan fasilitas Air Conditioner dan Ruangan yang luas dengan peralatan sebagai berikut:

Gitar :
Fender Squire Stratocaster, Washburn Nuno Bettencourt series, Epiphone Les Paul Standard, Schecter Revenger Diamond Series, Rockwell Flying V, Washburn HB30

Bass :
Fender Squire Jazz Bass, J&D Jazz Bass, Musicman OLP String Ray

Effect Gitar:
Zoom G 7.1 Ut, Boss ME 20, Zoom G1X dan Footswitch

Amplifier Gitar dan Bass :
Marshall MG 100 Head Cabinet,CORA GH 200MH Hartke GT 60 head Cabinet, Hartke Bass HA 2500 head cabinet

Drum dan Cymbal:
MAPEX VX series Double Pedal, Cymbal Nebulae ride crash 18" ,splash 10" dan Hi-hat, Orion Twister ride 20" crash 16" china 18" dan splash 12", Twins Cymbal crash 18" dan splash 13", Metriks crash 16" dan 18"

Keyboard : Medeli

Alexandria tidak meminta penggantian apabila senar gitar atau bass terputus oleh pemain, dan juga tidak meminta penggantian untuk stick, cymbal dan membran drum.

Tempat terjangkau di pusat kota

Jalan Cambai Agung II no. 1775 Rt 026 Rw 006
Basuki Rahmat Palembang

Telp : 0711-8314270 atau 081532711160 (Andhika)

HARDCORE PUNK komunitas D.I.Y

HARDCORE PUNK komunitas D.I.Y

DOWNDLOAD HERE


sedikit kilasan tentang hardcore di mata latincanada hardcore ato hardcore punk itu asal muasalnya dari punk, jadi kalo ngomongin masalah sejarah hardcore ya gak bisa lepas dari sejarah punk. tapi satu fakta yang jelas = hardcore lahir dari America. bukan australia, ato indonesia band pelopornya banyak, dan para dedengkot seperti S.O.A, Black Flag, The Germs, Teen Idles, minor threat (tak ada hardcore = tak ada minor threat. tak ada minor threat = tak ada straight edge), bad brains, the freeze, dll banyak di sebut di buku2, situs2, pelm2 tentang sejarah hardcore. banyak yang bilang hardcore mulai di awal 80an. gua gak setuju, karna lebih tepatnya, hardcore mulai populer/dikenal awal taun 80an. black flag, the germs, dan banyak band2 sejenis lainnya sudah eksis dari taun 70an. dari segi musik, hardcore itu bisa dibilang musik punk yang lebih cepat dan keras, seperti halnya punk adalah musik rock yang lebih kasar dan cepat. mengenai istilah hardcore sendiri, band asal vancouver dengan nama D.O.A punya andil besar karna ada tulisan HARDCORE di album mereka, "hardcore '81" dan tentu saja medialah yang berperan besar. contoh: jaman itu (80an), media menggambarkan musik black flag dan bad brains adalah hardcore, dan kita tau bahwa hardcore itu berkonotasi porno(media melihat banyak gambar seksual di album black flag). awal sampai pertengahan 80an adalah masa kejayaan oldskool hardcore dimana banyak band2 bermunculan dari setiap sudut kota. di kala itu, hardcore adalah sesuatu yang fresh dan baru, ditambah lagi masa itu adalah masa kejayaan reagan dengan sistem reaganomicnya yang terkenal. reagan adalah musuh bagi kaum liberal, minoritas, kaum menengah kebawah dan hardcore. dampaknya adalah, banyak band2 hardcore bernyanyi menentang reagan. banyak lagu hardcore yang ditujukan untuk menentang reagan, diantaranya dari band2 seperti Reagan Youth, D.O.A, Dead Kennedys dan masi banyak lagi musik punk inggris 70an seperti sham 69, the clash, the rezillos dll, ditambah musik punk amerika 70an seperti ramones, germs, stooges dan lainnya adalah tipikal influensi untuk band2 hardcore amerika generasi pertama maka dari itu, beberapa band hardcore amerika (terutama dominan di New York) mengadaptasi budaya
skinhead inggris, karna mereka banyak mendengarkan musik2 dari sham 69, angelic upstart, the business dan lainnya. skinhead amerika berbusana seperti skinhead inggris dengan doc mart dan pala plontos, dan juga berpegang teguh terhadap prinsip patriotisme, tapi dari segi musik, musik yang dimainkan para skinhead amerika adalah hardcore, karna mereka lebih memilih memainkan musik hardcore yang lebih keras dan kencang daripada musik skinhead inggris. band skinhead hardcore amerika yang menonjol diantaranya adalah AGNOSTIC FRONT, MURPHY's LAW, CRO-MAGS kalau punk inggris 70an punya pogo dan punk dancing, hardcore menciptakan slamdancing dan beberapa tarian rusuh lainnya seperti stagediving, yang diadaptasikan dari tarian rusuh punk. tarian2 inilah yang akhirnya jadi seragam serentak buat moshing, bahkan diadaptasi oleh scene2 lainnya diluar gigs hardcore. D.I.Y. (Do It Yourself) kenapa D.I.Y.? pada mulanya, belom ada perdebatan tentang major label dan sebangsanya. D.I.Y. berkembang di hardcore karena keterbatasan oknum untuk menolong. yang peduli tentang scene, band dan orang2 di dalamnya ya komunitas itu sendiri. gak ada sponsor untuk biayain acara, gak ada label besar yang mau mengkontrak musik2 keras seperti itu. jadinya? acara bikin sendiri, flyer2 disebarluaskan sendiri, musik bikin sendiri, label bikin sendiri, tour bikin sendiri. dan ketika semua ini berhasil, D.I.Y. menjadi sebuah filosofi panutan bagi para hardcore kids di jaman itu. intinya, hardcore pada awalnya bukan untuk duit. kalau untuk duit, banyak band2 generasi pertama yang akan berhenti setelah beberapa minggu karna musik hardcore pada awalnya tidak pasaran dan gak akan ngebuat personilnya kaya. ketika hardcore mulai merambah sukses, banyak label2 major tertarik dan sponsor2 bermunculan, dan perdebatan pun dimulai, antara D.I.Y. vs Mainstream. taun 86 sampai akhir 80an adalah masa2 perluasan hardcore, atau banyak yang bilang, masa2 berakhirnya kejayaan oldskool hardcore. karna di masa ini, gak hanya banyak orang2 penting di scene hardcore meninggal, atau beranjak tua dan pergi dari hardcore, atau menikah dan pindah, dll dll, tapi banyak band2 yang bubar dan banyak band2 yang merambah ke genre musik lain. black flag, dead kennedys, minor threat, ikon2 hardcore generasi awal berjatuhan. Ian McKaye beralih ke fugazi, post hardcore lahir, TSOL dan circle jerks berkiblat jadi metal, beastie boys berkiblat ke rap, bad brains melambat dan makin reggae, Husker Du dan beberapa band lainnya masuk major label, indie rock metal dan new wave berjaya menelan hardcore, terlalu banyak kekerasan di gigs hardcore terutama New York, LA dan Boston, crossover, thrashcore dan perluasan HC pun bermunculan dengan band2 seperti VOID, SUICIDAL TENDENCIES, D.R.I., dll. filosofi and pandangan hidup: hardcore itu sendiri sejatinya berasal dari punk, maka mereka bersharing pandangan yang sama. punk itu sebuah alternatif pilihan hidup yang bertolak dari normal. begitu pula hardcore. hardcore itu sebuah pilihan hidup yang tidak mengakui sistem yang berlaku di masyarakat. hardcore itu berdasar dari sikap kemandirian (D.I.Y), dan kebersamaan (unity; dalam artian kita saling menolong antar teman/komunitas) dimana kebebasan adalah sesuatu yang bisa diciptakan setiap hari. Hardcore itu luas, tidak sempit, dan tidak tertulis (dalam arti gak ada patokan hardcore harus ini dan itu) oh, satu lagi, tujuan gua berkecimpung di dunia beginian apa? karna di dalam hardcore gw nemu self-
empowerment, gw ngerasa punya tujuan (meskipun tujuan itu kadang2 cuman penantian acara gigs HC di malam minggu), dan gak semua orang ngerasa bahwa gak ada yg salah dgn menjadi diri sendiri kecuali di cult2 kaya gini (hardcore, punk, dll). di dalam hardcore gua ngerasa punya harapan, komunitas, kepedulian, dan solidaritas. di dalam hardcore gua nemu orang2 yang sama2 pengen teriak teriak ngutuk sistem yang ngeharusin gua untuk kerja biar bisa makan, ngutuk2 iklan yang selalu hadir di sekeliling gua biar gua bisa jadi konsumerist, dll. sama, anu, musiknya bikin marah pak rt

TRIBUTE TO BAND "PUPPEN"

TRIBUTE TO PUPPEN

1992 – 2002 Highlight Perjalanan Puppen, 1992 – 2002 1992 - Juni, Puppen didirikan oleh Robin & Marcell. Robin mengajak rekan band death metal-nya, Jitmul yang ngga lama kemudian resign. - Agustus, Arian gabung dari band Maximum Deaf Impact, jadi vokalis dan gitaris. - Puppen manggung di SMAN 1 Bandung. Semua band metal membawakan lagu Metallica kalo ngga Sepultura, Puppen manggung membawakan lagu Prong, SOD, MOD dan lagu sendiri. - Arian menciptakan disain logo dan t’shirt pertama Puppen; This is Not a Puppen T’shirt. - T’shirt kedua didisain juga oleh Arian, title-nya: Fuck You We’re From Bandung. - Prima bergabung menjadi basist Puppen dari band rock tidak terkenal. Prima dan Robin menciptakan lagu Freedom to Defecate, Arian menciptakan liriknya. - Bertemu band PAS yang hendak merilis album pertamanya, dikawal oleh Alm. Samuel Marudut. - This is Not a Puppen Song tercipta. 1993 - Demo Freedom to Defecate selesai dan diputar pertama kali di GMR FM, satu-satunya stasiun radio rock saat itu. - Puppen makin sering manggung di SMA-SMA Bandung. - Manajer pertama, Helvy (sekarang pemilik dan pengelola FFWD Records) bergabung. 1994
- Di prakarsai Helvy, Puppen merekam album This is Not a Puppen EP. - Ajo bergabung menjadi gitaris kedua dan menyumbang banyak melodi lagu di Mini Album ini. - Puppen manggung di Pasar Seni ITB, yet played in the biggest crowd ever! 1995 - Puppen manggung di Full Moon Cafe, Sabuga ITB membawakan Napalm Death. Penonton kebanyakan Dosen dan intelektual Bandung… 1996 - This is Not a Puppen EP dirilis dan menjadi Best Seller di hampir semua toko kaset di Bandung, terjual hampir 10.000 keping. - Aquarius Jl. Dago, Bandung dipenuhi anak-anak metal berkaus hitam selama lebih dari dua minggu. - Puppen manggung pertama kali keluar dari pulau Jawa, Medan! - Puppen manggung di Pangudi Luhur Fair untuk pertama kalinya. 1997 - Album MK II disiapkan. - Ajo resign. - Single Freedom to Defecate dirilis di Perancis lewat label Tiananmen 89 Records, dalam bentuk piringan hitam. Kompilasi INJAK BALIK. - Single Freedom to Defecate dirilis di Jepang lewat label All System Fails dalam bentuk CD, ASIAN HADRCORE COMPILATION.
1998 - Single Atur Aku & True diterbitkan di radio-radio. - Single Sistem dirilis di kompilasi Masaindahbangetsekalipisan, oleh label 40124. - Single Waiting Room VS Puppen diterbitkan di radio-radio. - Album MK II dirilis, Puppen diliput di majalah-majalah nasional. - Marcel resign diganti additional drummer, Andry Rudal. 1999 - Tahun tidak produktif, Prima dan Helvy resign. - Single Abstain dirilis lewat Brain Beverage, oleh Harder Records. - Single Atur Aku dirilis lewat Indonesia Best Alternatif, kerjasama Target Pro & Aquarius. - Robin sibuk bekerja di Reverse Outfits, Arian bekerja freelance. 2000 - Single Tanpa Dasar dirilis dalam kompilasi Ticket To Ride, diprakarsai perusahaan clothing 347. - Puppen menandatangani kontrak endorsement dengan Volcom. - Album ketiga Puppen S/T dirilis. - Record Release Party di Lamborghini Cafe Jakarta. Awesome crowd! - Abay gabung, Andry jadi Drumer tetap. - Tour bareng Koil dan Noin Bullet.
2001 - Puppen semakin banyak manggung, dimana-mana. - Tarakanita, Jakarta. Awesome! - Oktober; Arian pindah ke Jakarta, Robin pindah ke Bali. 2002 - Puppen bubar. - Last show di Cafe Nirvana Jakarta dan Dago TeaHouse Bandung. 2004 - Reunion Party, Puppen memecahkan rekor bayaran band underground di Indonesia. Rp 40.000.000,- sekali manggung di Pangudi Luhur Fair! - Puppen MK II re-released & re-mastered dirilis oleh Soda Music Records. - Puppen Merchandise mulai serius digarap.
The Crew
Spoiler for The Gigs:
The Last...PL Fair 2004 check out the crowd!